Harga Barang Pokok Turun, Jumlah Orang Miskin Berkurang

BPS mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2019, 18:51 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 18:51 WIB
20170105-Kemiskinan-AY1
Kondisi kesemrawutan di pemukiman kawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang dibandingkan Maret 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang atau sebesar 9,66 persen. Angka tersebut turun 280 ribu orang dibandingkan Maret 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah riil buruh tani dan nilai tukar petani (NTP) sepanjang Maret-September 2018.

Dia merincikan, nominal rata-rata upah buruh tani pada September 2018 baik sebesarb2,07 persen dibanding Maret 2018. Dari Rp 51.580 menjadi Rp 52.665.

"Secara riil upah buruh tani per hari pada September 2018 naik 1,60 persen dibanding Maret 2018. Sementara NTP naik sebesar 1,21 persen dibanding pada Maret 2018," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Selain itu faktor lain yang menekan tingkat kemiskinan adalah laju inflasi yang terjaga. Selama periode Maret-September 2018 BPS mencatat inflasi 0,94 persen. Harga eceran beberapa komoditas pokok juga mengalami penurunan.

"Secara nasional beras turun 3,28 persen, daging sapi 0,74 persen, minyak goreng 0,92 persen dan gula pasir mengalami penurunan 1,48 persen," kata dia.

BPS mencatat, turunnya kemiskinan juga mengubah garis kemiskinan menjadi Rp 410.670 per kapita dari yang sebelumnya sebesar Rp 401.220 per kapita.

Adapun rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk yang berada di 40 persen lapisan terbawah selama periode Maret-September 2018 tercatat tumbuh 3,55 persen. Lebih tinggi dibandingkan kenaikan garis kemiskinan pada periode yang sama sebesar 2,36 persen.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jumlah Penduduk Miskin Turun Lagi

20170105-Kemiskinan-AY1
Kondisi kesemrawutan pemukiman pinggir kali dikawasan Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/1). Badan Pusat Statistik melansir jumlah penduduk miskin hingga September tahun lalu turun menjadi 27,76 juta orang dibandingkan Maret 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang atau sebesar 9,66 persen. Angka ini menurun sebesar 0,28 juta orang dibandingkan Maret 2018.

"Presentase penduduk miskin pada September 2018 sebesar 9,66 persen menurun 0,16 persen poin dibandingkan Maret 2018," kata Kepala BPS Suhariyanto, di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Presentase penduduk miskin pada periode Maret hingga September 2018 di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 13,1 ribu orang. Sedangkan penduduk miskin di perdesaan tercatat turun sebesar 261,1 ribu orang. 

"Presentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,02 persen menjadi 6,89 persen. Sementara di perdesaan turun dari 13,20 persen menjadi 13,10 persen," katanya.

Sementara itu, apabila melihat presentase dari jumlah penduduk miskin berdasarkan kepulauan pada September 2018, terlihat bahwa penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 20,94 persen. Sedangkan presentase penduduk terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu 5,98 persen.

"Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa sebanyak 13,19 juta orang sedangkan jumlah pennduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan 0,97 juta orang," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya