Total Aset BNI Tembus Rp 800 Triliun di Akhir 2018

BNI berhasil menumbuhkan rasio dana murah (CASA) dari level 63,1 persen pada Desember 2017 menjadi 64,8 persen pada Desember 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2019, 18:12 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 18:12 WIB
ATM BNI di Hong Kong
ATM BNI di Hong Kong

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah mengelola aset Rp 808,57 triliun di akhir 2018. Angka tersebut tumbuh 14 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Pada akhir 2018, untuk pertama kalinya BNI berhasil mencatatkan total aset melampaui Rp 800 triliun, tepatnya Rp 808,57 triliun atau tumbuh 14 persen yoy dibandingkan akhir 2017 yang tercatat Rp 709,33 triliun," kata Adi, di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Pertumbuhan aset BNI ini jauh melampaui pertumbuhan aset di industri perbankan yang mencapai 9,1 persen per November 2018. Kinerja positif ini juga ditopang oleh positifnya pencapaian anak-anak perusahaan.

"Kinerja anak perusahaan BNI sepanjang 2018 menunjukkan tren peningkatan yang positif dan memberikan kontribusi terhadap laba bersih BNI," jarnya.

Seperti diketahui, BNI memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan ini mampu memberikan kontribusi 9,24 persen terhadap total laba BNI konsolidasi.

Selain itu, hal itu juga didukung oleh kemampuan dalam mengelola likuditas secara optimal. "Meskipun berada pada kondisi pasar likuiditas yang sangat ketat, BNI mampu menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,1 persen yoy, yaitu dari Rp 516,10 triliun pada Desember 2017 menjadi Rp 578,78 triliun pada Desember 2018," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penghimpunan Dana Murah

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penghimpunan DPK BNI tersebut diiringi dengan menurunnya Cost of Fund dari 3,0 persen pada Desember 2017 menjadi 2,8 persen pada Desember 2018.

Hal ini tersebut tercapai karena BNI berhasil menumbuhkan rasio dana murah (CASA) dari level 63,1 persen pada Desember 2017 menjadi 64,8 persen pada Desember 2018.

"Perbaikan rasio dana murah ini tidak terlepas dari pertumbuhan giro sebesar 18,2 persen yoy dan tabungan sebesar 13,0 persen yoy, yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan deposito BNI yaitu 6, persen," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya