Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto melaporkan inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender mencapai 0,32 persen dan inflasi tahun ke tahun atau year on year sebesar 2,82 persen.
"Pada Januari 2019 inflasi 0,32 persen. Dengan angka ini berarti tingkat inflasi tahun kalender 0,32 persen. Tahun ke tahun 2,82 persen," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Suhariyanto mengatakan, inflasi tersebut masih dalam range target pemerintah. Dia juga mengatakan, capaian tersebut merupakan salah satu pencapaian yang bagus di awal tahun.
"Sebuah capaian yang bagus diawal tahun. Capaian 0,32 persen, penyebab utamanya harga ikan dan beberapa sayuran," jelasnya.
Suhariyanto melanjutkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan pada Januari 2019, sebanyak 73 kota mengalami inflasi. Sedangkan 9 kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,23 persen, sedangkan terendah yaitu Pematang Siantar sebesar 0,01 persen. Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tual sebesar -0,87 persen dan deflasi terendah di Merauke sebesar -0,01 persen.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Indef Prediksi Inflasi Tahun Ini di Level 4 Persen
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani memprediksi inflasi sepanjang tahun ini dapat melesat dari target yang dipatok pemerintah. Di mana proyeksi inflasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 3,5 persen.
"Kita perlu perhatikan adalah faktor inflasi. Kalau inflasi pada level pemerintah 3,5 persen mungkin setelah April atau Mei cenderung akan lebih meningkat, jadi cenderung inflasi bisa ke angka 4 persen ya kalau kita melihat," katanya dalam acara Dialog Ekonomi Perbankan, di Jakarta, Rabu (30/1).
Aviliani menyebut, inflasi saat ini memang cenderung masih relatif aman. Sebab, beberapa harga komoditas masih normal. Sehingga dalam waktu dekat memang belum ada dampak secara signifikan terhadap inflasi.
"Cenderung harga-harga ini masih di tahan oleh pemerintah misalnya kaya PLN, kemudian juga cenderung harga minyak juga begitu," imbuhnya.
Namun demikian, beberapa komoditas dikhawatirkan akan mulai berdampak pasca pemilihan presiden 2019. "Jadi ini juga harus kita cermati bahwa mungkin Mei semuanya baru akan normal. Kalau sekarang ini belum normal, semua itu bagus-bagus saja," sebutnya.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement