Liputan6.com, Jakarta Indonesia melihat impor kurma yang cukup besar menjelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idul Fitri 2025.
“Pada Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 16,47 ribu ton atau senilai USD 18,09 juta,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Senin (17/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
“Kami melihat tren impor kurma terlihat mulai meningkat dalam 5 bulan menjelang periode Ramadan-Lebaran dan paling tinggi tentunya ada di bulan Januari dan Februari,” papar
Advertisement
Amalia merinci, impor kurma terbesar berasal dari Mesir sebanyak 9,24 ribu ton dengan share 56,12% terhadap total kurma yang diimpor oleh Indonesia.
Negara asal impor kedua terbesar untuk kurma adalah Arab Saudi sebanyak 2,69 ribu ton, diikuti oleh Uni Emirat Arab sebanyak 1,19 ribu ton.
“Secara kumulatif, sepanjang Januari sampai dengan Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 32,89 ribu ton atau senilai USD 38,76 juta,” beber Amalia.
Kuota Impor
Secara kumulatif, impor kurma terutama bersumber dari pertama Mesir sebanyak 19,39 ribu ton dengan pangsa 58,95% kemudian Arab Saudi 13,87% dan Uni Emirat Arab 8,96%, serta Tunisia 5,87% dan Iran sebesar 4,39%.
Pada Februari 2025, total nilai impor Indonesia mencapai USD 18,86 miliar atau naik sebesar 5,18% dibandingkan Januari 2025.
Impor migas Indonesia mencapai USD 2,87 miliar atau naik 15,50% dan impor non-migas USD 16 miliar atau meningkat sebesar 3,52%.
Peningkatan Impor Didorong Non-Migas
Peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh peningkatan nilai impor non-migas yang andilnya sebesar 3,03% dan juga nilai impor migas yang andilnya sebesar 2,14%.
Secara tahunan, nilai impor Indonesia di bulan Februari 2025 meningkat 2,30% dan nilai impor non-migas naik 3,47% namun impor migas turun sebesar 3,76%.
“Peningkatan nilai impor secara tahunan juga didorong oleh kenaikan impor non-migas yang andil kenaikannya sebesar 2,91%,” jelas Amalia.
Advertisement
Impor Barang Konsumsi Menurun
Adapun impor menurut penggunaan, yang pada Februari 2025, baik secara bulanan dan secara tahunan terjadi peningkatan pada impor bahan baku penolong dan barang modal namun untuk barang konsumsi mengalami penurunan.
Namun, nilai impor barang konsumsi turun secara bulanan sebesar 10,61%.
Penurunan barang konsumsi terbesar terjadi pada impor untuk boneless meat of boned animals yang frozen dimana nilai impornya turun menjadi USD 4,3,5 juta dibandingkan bulan lalu.
