Pengusaha Eka Tjipta Dimakamkan di Karawang Hari Ini

keluarga besar Widjaja, jajaran direksi, manajemen, karyawan dan komisaris Sinar Mas melepas kepergian Eka Tjipta Widjaja ke peristirahatan terakhir di Karawang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Feb 2019, 08:19 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2019, 08:19 WIB
[Bintang] 5 Taipan di Indonesia, Kekayaannya Bisa Mencapai Rp 222 Triliun
Eka Tjipta Widjaja dan keluarga | via: bwbx.io

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja dimakamkan di pemakaman keluarga yang berada di Desa Marga Mulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu ini. Pria kelahiran Fujian, China, pada 1921 ini wafat pada Sabtu 26 Januari 2019 malam pada usia 98 tahun.

Managing Director Sinar Mas G Sulistiyanto mengatakan, keluarga besar Widjaja, jajaran direksi, manajemen, karyawan dan komisaris dari pilar bisnis Sinar Mas melepas kepergian Eka Tjipta Widjaja ke peristirahatan terakhir di Karawang.

Jenazah diberangkatkan dari Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat.

“Pertimbangan privasi keluarga dan kondisi lokasi menyebabkan kegiatan berlangsung terbatas,” Sulistiyanto, Sabtu (2/2/2019).

“Besarnya pelayat saat almarhum disemayamkan membuat pihak keluarga merasa haru sekaligus terhormat melihat betapa Pak Eka Tjipta telah menyentuh kehidupan banyak orang,” tambah dia.

Sinar Mas berawal ketika almarhum Eka Tjipta Widjaja yang ketika itu masih bernama Oei Ek Tjhong, dan baru menjejak usia 15 tahun, berwirausaha menjajakan biskuit dan permen dengan mengendarai sepeda ke penjuru kota Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Oktober 1938.

Meski hanya lulusan sekolah dasar, baginya tak ada harapan dan cita-cita yang terlalu tinggi. Filosofi jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial menjadi kompas hidup Eka Tjipta, yang kemudian bermetamorfosis menjadi nilai-nilai luhur Sinar Mas, yakni Integritas, Sikap Positif, Berkomitmen, Perbaikan Berkelanjutan, Inovatif dan Loyal.

Kini sebagai sebuah merek, Sinar Mas menaungi sejumlah perusahaan dengan nilai korporasi dan sejarah yang sama, namun masing-masing dari mereka independen dengan manajemen tersendiri.

Perusahaan tadi, bergerak di sektor pulp dan kertas, agribisnis dan makanan, pengembang dan real estat, jasa keuangan, telekomunikasi dan data, serta energi dan infrastruktur. Belakangan, Sinar Mas juga memasuki pula ranah bisnis digital Informasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sepak Terjang Eka Tjipta

Karangan Bunga Pejabat Negara untuk Eka Tjipta Widjaja
Pelayat melintasi karangan bunga duka cita untuk mendiang Eka Tjipta Widjaja di depan Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Minggu (27/1). Pendiri Sinar Mas Group tersebut meninggal dunia pada 26 Januari 2019. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Eka Tjipta berasal dari keluarga miskin sebelum perjalanan panjangnya di dunia bisnis hingga menjadikannya orang terkaya nomor tiga di Indonesia versi majalah Forbes.

Nama Eka Tjipta Widjaja memang selalu menjadi langganan dalam daftar orang terkaya yang dirilis Forbes. Profilnya menyebut Eka memulai bisnis sejak remaja, yakni menjual biskuit.

Berdasarkan informasi resmi perusahaan, Sinar Mas didirikan Eka pada 1938 silam di Makassar ketika Eka masih remaja. Awalnya, usaha tersebut menjual beragam jenis makanan, dan Eka terus memperkuat reputasinya sebagai pebisnis.

Barulah pada 1968 Eka mendirikan kilang minyak goreng kopras, Bitung Manado Oil Ltd di Sulawesi Utara. Kemudian, paada 1972 ia mendirikan pabrik Tjiwi Kimia dan PT Duta Pertiwi. Pada tahun 2005, Sinar Mas juga mendirikan bank.

Sekarang, Sinarmas memiliki hingga 380 ribu pegawai dan bergerak di bermacam sektor: perumahan, agribisnis, perbankan, kertas, jasa keuangan, dan lain sebagainya.

Eka Tjipta Widjaja juga memiliki yayasan yang dinamakan sesuai namanya: Eka Tjipta Foundation. Yayasan itu diurus oleh Keluarga Widjaja.

Pada 2018, kekayaan miliarder tertua di Indonesia ini menyusut USD 500 juta. Meski demikian, ia berada di peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia. Total kekayaan Eka Tjipta Widjaja mencapai USD 8,6 miliar pada 12 Desember 2018 berdasarkan versi Forbes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya