Harga Telur Ayam Negeri di Pasar Slipi Turun

Harga telur ayam negeri di Pasar Slipi, Jakarta Barat turun. Kebalikannya, harga telur ayam kampung dan telur bebek justru merangkak naik.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mar 2019, 14:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 14:30 WIB
telur
ilustrasi telur/copyright Pexels/Kaboompics

Liputan6.com, Jakarta - Harga telur ayam negeri di Pasar Slipi, Jakarta Barat turun. Kebalikannya, harga telur ayam kampung dan telur bebek justru merangkak naik. 

"Telur ayam negeri turun dalam. Kemarin sampai Rp 25 ribu per kilogram (kg), sekarang sudah Rp 21 ribu per kg. Sudah turun," papar Hj. Sumiyem ke Liputan6.com pada Jumat (1/3/2019) di Pasar Slipi.

Karena membeli telur dengan harga Rp 21 ribu per kg, Hj. Sumiyem menjualnya lagi dengan harga Rp 23 ribu per kg. Sementara sebelumnya harga jual bisa mencapai Rp 27 ribu per kg karena harga belinya Rp 25 ribu per kg.

Yang sedang mahal terkini adalah telur bebek yang ecerannya mencapai Rp 3.000 sampai Rp 3.500, dan Rp 10.000 mendapat tiga butir.

"Ayam kampung sama dengan bebek. Rp 3.500 atau Rp 10 ribu dapat 3. Lagi mahal. Sekarang kita beli sudah Rp 2.500," ucapnya.

"Mungkin kurang pengiriman, kurang pasokan," jelas Hj. Sumiyem ketika ditanyakan mengenai penyebab naiknya harga.

Toko lain juga menjual telur ayam negeri dengan harga Rp 23 ribu per kg. Namun ada yang menjual telur ayam kampung lebih murah.

"Telur ayam negeri Rp 23 ribu per kg. Stabil. Ayam kampung Rp 2.700 per butir," ujar penjaga Toko Adam.

Sementara itu, Toko Sabar menjual tak jauh berbeda, yakni Rp 24 ribu per kg. Ayam kampung Rp 2.700 per butir.

Dapat Bantuan Ayam Petelur, Buruh Tani Kini Punya Pendapatan Tambahan

Ilustrasi ayam
Ilustrasi (iStock)

Program bantuan ayam petelur yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Salah satunya yaitu Cicih, seorang buruh tani di Desa Kiarajangkung, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Cicih mengatakan, dirinya mendapatkan bantuan 50 ekor ayam kampung petelur unggul yang dirawatnya sejak 6 bulan lalu. Ayam yang setengah tahun lalu berupa bibit ayam atau Day Old Chik (DOC) kini mulai bertelur.

"Setelah enam bulan, sehari ada tujuh, ada lima butir, enggak tentu jumlahnya. Yang besar dikumpulin, yang kecil dimakan. Yang besar kalau sudah banyak saya jual. Dijual ke Bumdes Rp 1.500 per butir,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 16 Januari 2019.

Sebelum memelihara ayam kampung petelur unggul bantuan Kementan, pendapatan Cicih dan suaminya tak menentu. Bergantung ada tidaknya orang yang meminta bantuan untuk menggarap lahan pertaniannya. Saat tidak ada lahan yang digarap, maka tidak ada pendapatan yang diterima Cicih.

“Dulu mah kerjanya cuma buruh tani, nunggu ada yang nyuruh. Enggak punya sawah, enggak punya apa. Dulu mah cuma dapat Rp 20 ribu sehari. Sekarang Alhamdulillah ada pendapatan tambahan Rp 40 ribu sehari. Karena ada ini bantuan ayam petelur,” kata dia.

Bantuan ayam petelur ini merupakan bagian dari program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Pada tahun ini sendiri, Kementan akan menyalurkan 20 juta ekor ayam dan itik kepada 400 ribu rumah tangga miskin pertanian (RTMP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya