Dalam 4 Tahun, Kementerian PUPR Telah Benahi 14.960 Kawasan Kumuh

Kementerian PUPR menargetkan mampu membenahi 38 ribu lokasi kawasan kumuh perkotaan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Mar 2019, 10:45 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 10:45 WIB
Kawasan Seutui, tepi Sungai Krueng Daroy, Banda Aceh. (Dok Kementerian PUPR)
Kawasan Seutui, tepi Sungai Krueng Daroy, Banda Aceh. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, keberhasilan penataan kawasan kumuh melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) merupakan hasil dari kolaborasi dan peran aktif masyarakat, tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, serta lembaga terkait.

Adapun dalam kurun waktu 4 tahun (2015-2018), program Kotaku telah dilakukan di 14.960 lokasi dengan total luas sekitar 23 ribu ha dengan anggaran Rp 2,82 triliun yang digunakan untuk investasi berupa jalan lingkungan, drainase, persampahan, instalasi pengolahan air limbah komunal, jembatan kecil, dan proteksi kebakaran.

Salah satu lokasi Kotaku yang beberapa waktu lalu dikunjunginya adalah Kawasan Seutui, tepi Sungai Krueng Daroy, Banda Aceh. Kawasan yang sebelumnya kumuh ini dilakukan penataan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya pada 2018 dengan anggaran sebesar Rp 14,11 miliar.

Dalam pelaksanaannya, mulai dari tahap perencanaan dilakukan musyawarah yang melibatkan Satuan Kerja Cipta Karya Kementerian PUPR, Kepala Dinas PUPR, Kepala Camat, dan warga.

Kawasan Krueng Daroy yang ditata terletak pada sisi bagian timur dekat dengan situs cagar budaya Taman Sari Gunongan. Kawasan ini memiliki luas 38,26 hektare (ha), meliputi lima gampong atau kelurahan, yakni Gampong Neusu Jaya, Neusu Aceh, Sukaramai, Kelurahan Seutui, dan Gampong Lamlagang.

"Penataan kawasan Krueng Daroy berdekatan dengan cagar budaya kesultanan. Kami kerjasama dengan Kemendikbud agar bangunan cagar budaya tetap terjaga, sementara Kementerian PUPR bertanggung jawab penataan kawasannya," ujar Menteri Basuki, Rabu (13/3/2019).

Setelah dilakukan penataan, selain mengurangi kawasan kumuh di bantaran sungai, kini masyarakat juga memiliki ruang terbuka hijau baru sebagai tempat berinteraksi warga, yang dikenal dengan Taman Krueng Daroy.

Keberhasilan penataan kawasan tersebut juga terlihat dari peningkatan usaha ekonomi warga dengan berdirinya sebuah warung kopi khas Aceh di ujung pedestrian yang tampak selalu ramai dikunjungi warga kota, terutama di sore hari.

Penataan kawasan Krueng Daroy juga diharapkan dapat mengubah perilaku hidup sehat masyarakat dibangunnya sarana sanitasi dan juga pemenuhan kebutuhan air bersih. Di sepanjang jalan dan taman, juga telah dilengkapi dengan sejumlah tempat sampah agar masyarakat dan pengunjung tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.

Langkah penataan kawasan Seutui terdiri atas pembangunan pedestrian sepanjang 1,7 km, pembangunan tiga unit jembatan, pemasangan Penerangan Jalan Umum sebanyak 132 titik dan pembuatan Taman Kreung Daroy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

14 Ribu Lokasi

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR telah menata kawasan kumuh di seluruh Indonesia dengan total luas 23.407 ha pada 2015-2018 (Foto:Dok Kementerian PUPR)

Adapun dalam kurun waktu 4 tahun (2015-2018), program Kotaku telah dilakukan di 14.960 lokasi dengan total luas sekitar 23 ribu ha dengan anggaran Rp 2,82 triliun yang digunakan untuk investasi berupa jalan lingkungan, drainase, persampahan, instalasi pengolahan air limbah komunal, jembatan kecil, dan proteksi kebakaran.

Menteri Basuki menyatakan, Kementerian PUPR melaksanakan program Kotaku di seluruh wilayah Indonesia dengan target total sekitar 38 ribu lokasi kawasan kumuh perkotaan yang harus dibenahi.

"Penataan kawasan kumuh seperti ini bukan hanya dilakukan pada permukiman di bantaran sungai, namun juga di tempat lain seperti permukiman di dekat tempat pembuangan sampah ataupun kampung padat penduduk di perkotaan," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya