Pengembang Ini Bakal Punya Tempat Pengolahan Sampah Mandiri

Pertama di Kabupaten Bogor, pengembang perumahan mau mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Mar 2019, 07:18 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2019, 07:18 WIB
Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  Kabupaten Bogor melakukan tinjauan lapangan untuk mengecek kemajuan pembangunan Sentul City Recycle Center (SCRC).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor melakukan tinjauan lapangan untuk mengecek kemajuan pembangunan Sentul City Recycle Center (SCRC).

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor melakukan tinjauan lapangan untuk mengecek kemajuan pembangunan Sentul City Recycle Center (SCRC), sebuah tempat pengolahan sampah terpadu di Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Rencananya, SCRC bakal diresmikan Bupati Bogor di akhir Maret 2019.

Pengecekan langsung dilakukan Kepala DLH Kabupaten Bogor Panji Ksatriadi, didamping Kepala Bidang Pengolahan Sampah DLH Atis Tardiana.  “Saya mau liat kesiapan Sentul City melakukan pengolahan sampah terpadu dengan menggunakan teknologi tepat guna,” kata Panji dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (16/3/2019).

Panji melihat, kemajuan pembangunan SCRC sangat signifikan. Dia yakin pembangunan SCRC selesai sesuai rencana.“Agar anda tahu ini yang pertama di Kabupaten Bogor pengembang perumahan yang mau mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Kabid Pengolahan Sampah DLH Atis Tardiana. Dia melihat kualitas bangunan yang tengah dikerjakan sangat kokoh.“Lantai sudah di beton. Jadi sangat kuat sekali,” paparnya.

Bekerjama dengan PT Xaviera Global Synergy, perusahaan pengolahan sampah tepat guna, pemgembang perumahan elite di kawasan Sentul ini memastikan tak ada lagi sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS). Diprediksikan SCRC bakal beroperasi April 2019 mendatang dan pengoperasian perdana direncanakan oleh Bupati Bogor Ade Yasin.

“Kita sistemnya zero waste. Sampah berakhir dan selesai di tempat pengolahan kita,” jelas Wilda Yanti, CEO PT Xaviera Global Synergy.

Wilda menjelaskan, Tempat Pengolahan Sampah Tepat Guna di bangun di atas lahan 5 hektare. Untuk tahap pertama, lahan yang akan dimanfaatkan seluas 1,4 hektar di mana di dalamya dibangun bangunan inti untuk mesin pengolaan sampah, gudang, parker, green house dan kantor. Sisanya akan direncanakan akan dibangun pusat pengembangan pertanian terpadu.

“Kami memiliki dua teknologi tepat guna yakni NatureXa Biotechno yakni mesih pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat guna dan NatureXa Bioaktivator untuk mengolah sampah menggunakan mikro biologi,” paparnya.

Untuk jenis-jenis mesin yang dioperasikan, kata Wilda banyak macamnya antara lain mesin pengomposan, mesin pakan ternak, mesin pengolah plastik dan mesin-mesin lain yang sesuai dengan jenis sampahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bakal Sosialisasi

(Foto: Dok PT Sentul City Tbk)
PT Sentul City Tbk menerapkan sistem pengangkutan sampah dengan metode terpilah (Foto: Dok PT Sentul City Tbk)

Sebelum operasi pada April 2019 mendatang, Wilda menjelaskan pihaknya sudah melakukan sosialasi dan edukasi kepada stakeholder Sentul City. Sosialisasi dan edukasi dimaksudkan agar masyarakat di Sentul City sudah mulai memiliah sampah dari sumbernya. Masyarakat diajarkan bagaimana memiliah sampah organi, non organik, sampah B3, sampah elektronik dan sampah residu.

“Sistem kami bukan hanya mampu mengolah sampah organik dan non organik, tapi juga sampah jenis lain seperti B3, sampah elektronik dan residu,” paparnya.

Sosialiasi dan edukasi tak hanya di lakukan ke masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan elite Sentul City. Kata Wilda, pihaknya juga melalukan sosialisasi dan edukasi ke warga masyarakat di sembilan desa yang ada di Kecamatan Babakan Madang.

“Sekarang kita sudah jalan di empat desa. Kita ajak warga desa mengolah sampah secara berkelompok. Kita juga dorong pendiriaan koperasi yang bisa menampung hasil olahan sampah yang bernilai ekonomi,” terangnya.

Selain membina masyarakat di sembilan desa di Kecamatan Babakan Madang, pihaknya juga membina para pemulung. Menurut Wilda, selama ini pemulung diberikan waktu dua hingga tiga jam masuk ke cluster-cluster perumahan untuk mengambil sampah yang mereka butuhkan.

“Nanti kan semua sampah warga di olah. Nah, mereka kita rekrut bekerja di kita. Tugasnya memilih sampah. Ada mungkin sekitar 20 an pemulung yang akan kita rekrut untuk memiliah sampah di tempat kita,” paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya