Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menemukan cadangan gas dan kondensat di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Temuan ini dinilai menjadi kabar baik dan memperlihatkan kemampuannya sebagai BUMN yang bergerak di bidang migas.
"Kami mengapresiasi dan bangga atas capaian prestasi penemuan baru cadangan gas di Toili. Penemuan cadangan gas tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam negeri. Kami juga mengharapkan ada temuan-temuan cadangan baru migas oleh Pertamina," ujar Anggota Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir mengutip Antara.
Pertamina berhasil menemukan cadangan gas dan kondensat di area Pertamina EP Asset 4 di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah melalui pemboran sumur eksplorasi Morea – 001 (MOR-001) dengan kedalaman akhir 2.300 meter.
Advertisement
Penemuan cadangan gas tersebut dipastikan, setelah Tim Exploration Drilling Morea-001 dari Pertamina EP melakukan Drill Stem Test (DST) atau Uji Kandung Lapisan pada batuan karbonat Formasi Mentawa yang sedang berlangsung, mengalirkan gas sekitar 10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan diperkirakan akan lebih besar lagi.
Besaran cadangan tersebut baru akan diketahui dalam beberapa bulan mendatang setelah selesai evaluasi lanjut dan verifikasi cadangan.
Penemuan baru ini didapatkan setelah penemuan cadangan dari pemboran eksplorasi sebelumnya tahun lalu, di struktur Wolai dengan Contingent Resources sekitar 250 miliar kaki kubik gas (BCFG) plus beberapa juta barel minyak (MMBO).
Sementara itu di sisi lain, Inas berharap, penemuan tersebut semakin mendorong agar Pertamina diberi kesempatan lebih besar mengelola migas tanah air.
Menurut dia, jika sekarang hanya diberi kesempatan menguasai 24 persen produksi migas dalam negeri, diharapkan ke depan Pertamina dapat menguasai setidaknya 60 persen. Dengan demikian, hal ini bisa meningkatkan daya saing BUMN itu secara global.
Menurut Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina, keberhasilan Pertamina menemukan cadangan gas dan kondensat di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai menjadi kehandalan Pertamina.
"Pertamina sangat agresif dalam mencari dan menemukan cadangan migas. Mereka setara dengan perusahaan migas lain di dunia,"Â jelas dia
Sama seperti perusahan migas dunia, lanjutnya, Pertamina terus mencari dan menemukan cadangan migas baru, bahkan penemuan di Toili bukan yang pertama dilakukan.
Beberapa kali upaya eksplorasi yang dilakukan BUMN tersebut membuahkan hasil, bahkan beberapa di antaranya merupakan penemuan besar di dunia, seperti Parang-1 yang merupakan penemuan migas terbesar kesepuluh di dunia.
Â
Pertamina EP Temukan Cadangan Gas Baru di Sulawesi Tengah
PT Pertamina EP (PEP) berhasil menemukan dan mengalirkan cadangan gas sekitar 10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) melalui Drill Stem Test (DST) pada sumur eksplorasi Morea-001 (MOR-001) di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Pengeboran sumur eksplorasi MOR-001 ini mencapai titik kedalaman akhir 2.300 meter.
Exploration & New Discovery Project Director PT Pertamina EP Alfian Husein menuturkan, penemuan cadangan gas tersebut dipastikan setelah Tim Exploration Drilling Morea-001 dari Pertamina EP melakukan Drill Stem Test (DST) atau Uji Kandung Lapisan pada batuan karbonat Formasi Mentawa yang sedang berlangsung.
"Selain itu, tim juga berhasil mengalirkan gas sekitar 10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan diperkirakan akan lebih besar lagi," ungkap dia, Jumat (5/4/2019).
Dia menyebutkan, besaran cadangan tersebut baru akan diketahui dalam beberapa bulan mendatang setelah selesai evaluasi lanjut dan verifikasi cadangan.
Penemuan baru ini didapatkan setelah penemuan cadangan gas dari pengeboran eksplorasi sebelumnya pada 2018 lalu, yakni di struktur Wolai dengan Contingent Resources sekitar 250 Milyar kaki kubik gas (BCFG) plus beberapa juta barel minyak (MMBO).
Kawasan Donggi-Matindok diprediksi masih menyimpan beberapa prospek dan lead yang cukup menjanjikan. Apalagi kegiatan survey seismic 2D maupun 3D baik di daratan maupun di lepas pantai sedang dilakukan, bahkan untuk yang lepas pantai telah selesai pertengahan Maret 2019 lalu.
Penambahan data melalui survey seismic yang lebih detail tersebut PEP lakukan sebagai upaya untuk menambah tingkat keyakinan atau meningkatkan status prospek menjadi prospek siap bor.
Pengeboran tersebut merupakan rencana kerja Pertamina EP di tahun 2019 yang dieksekusi menggunakan rig E-52 dengan kapasitas 1.000 HP milik Pertamina Drilling Service Indonesia (PT PDSI) dengan performance rig yang sangat baik sebagai implementasi sinergi mutual benefit yang membanggakan.
Sebelumnya, Alfian Husein menyampaikan, pada Februari 2019 Exploration Drilling Team Pertamina EP juga berhasil menemukan cadangan migas dari sumur Randuwangi di kawasan Subang Jawa Barat, yang diperkirakan sebesar 15 juta barel setara minyak (MMBOE).
Menurutnya, penemuan cadangan baru migas ini bagi Pertamina EP diperuntukan menjaga tingkat produksi minyak dan gas di area Pertamina EP Asset-3, Jawa Bagian Barat. Sehingga kegiatan eksplorasi di Jawa Bagian Barat juga masih menjanjikan.
"Walaupun dengan ukuran yang tidak terlalu besar, namun tetap bisa ekonomis karena tidak jauh dari fasilitas produksi eksisting," ujar dia.
Advertisement
Cari Pembeli Gas Blok Sakakemang, SKK Migas Tunggu Kajian Repsol
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menunggu hasil pengeboran untuk mencari pembeli gas di B‎lok Migas Sakakemang, Sumatera Selatan‎. Blok ini menjadi temuan besar potensi gas baru.
Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan, saat ini SKK Migas masih melakukan pertemuan dengan pihak Repsol untuk mendapat hasil pemboran di Blok Sakakemang. Jika sudah ada kepastian maka baru akan dilakukan pencarian pembeli.
"Itu masih pertemuan-pertemuan, nanti kalau mereka sudah ada hasil kajian lagi nambah drill lagi kita siapkan market," kata Waras, di Jakarta, Kamis, (14/3/2019).
Baca Juga
Menurut Waras, gas Blok Migas Sakakemang bisa dialokasikan untuk konsumen yang sudah ada maupun konsumen baru yang lokasinya berdekatan dengan blok tersebut.
"Kami akan tutup untuk yang decline pasokan itu untuk memenuhi kebutuhan pembeli eksisting, sekaligus untuk ekspansi kalau ada tambahan-tamabahan," tuturnya.
Waras melanjutkan, kedepannya kebutuhan gas akan meningkat, konsumen ‎yang digadang menyerap gas dari blok migas tersebut adalah PupuK Sriwijaya.
"Karena kita banyak juga kebutuhannya, seperti Pusri itu kan prioritas itu bagaimana nanti kelangsungannya," ujarnya.
Â