Cari Pembeli Gas Blok Sakakemang, SKK Migas Tunggu Kajian Repsol

Gas Blok Sakakemang bisa dialokasikan untuk konsumen yang sudah ada maupun konsumen baru yang lokasinya berdekatan dengan blok tersebut.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Mar 2019, 13:15 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 13:15 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menunggu hasil pengeboran untuk mencari pembeli gas di B‎lok Migas Sakakemang, Sumatera Selatan‎. Blok ini menjadi temuan besar potensi gas baru.

Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan, saat ini SKK Migas masih melakukan pertemuan dengan pihak Repsol untuk mendapat hasil pemboran di Blok Sakakemang. Jika sudah ada kepastian maka baru akan dilakukan pencarian pembeli.

"Itu masih pertemuan-pertemuan, nanti kalau mereka sudah ada hasil kajian lagi nambah drill lagi kita siapkan market," kata Waras, di Jakarta, Kamis, (14/3/2019).

Menurut Waras, gas Blok Migas Sakakemang bisa dialokasikan untuk konsumen yang sudah ada maupun konsumen baru yang lokasinya berdekatan dengan blok tersebut.

"Kami akan tutup untuk yang decline pasokan itu untuk memenuhi kebutuhan pembeli eksisting, sekaligus untuk ekspansi kalau ada tambahan-tamabahan," tuturnya.

Waras melanjutkan, kedepannya kebutuhan gas akan meningkat, konsumen ‎yang digadang menyerap gas dari blok migas tersebut adalah PupuK Sriwijaya.

"Karena kita banyak juga kebutuhannya, seperti Pusri itu kan prioritas itu bagaimana nanti kelangsungannya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Repsol Temukan Ladang Gas Terbesar di Sumsel

ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Repsol telah menemukan potensi cadangan gas yang besar di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, tak tanggung-tanggung, cadangan gas yang ditemukan oleh perusahaan migas asal Spanyol‎ tersebut diperkirakan mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF).

"Ini lokasinya di Banyu Asin. Potensi lebih kurang 2 TCF. Asumsi sekarang, rig 1.500 HB. Kadang dikerjakan bertahun tahun gak dapat, dengan kedalaman 2.430 meter dapat cadangan. 2004 sudah dilakukan dengan KBD 1, kurang memberikan hasil yang bagus. Ternyata ada disebelahnya yang lebih bagus cadangannya," ‎ujar dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Menurut dia, selain potensi gas yang besar, temuan ladang gas ini menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Sebab, setelah 18 tahun akhirnya ditemukan cadangan gas baru dalam jumlah yang besar.

"Ini penting kita sampaikan, karena KBD 2X di Indonesia, potensi tersebut setelah 18 tahun. Ini adalah penemuan yang signifikan. Setelah dua dekade. Ini perlu kita syukuri, ini semoga jadi angin baru untuk penemuan mendatang. Di 2018-2019 ini adalah penemuan terbesar nomer 4 di dunia," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya