Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yakin lima blok minyak dan gas bumi (migas) yang dilelang pada tahap 1 2019 bakal diminati. Hal ini berdasarkan jumlah kontraktor yang mengakses dokumen.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, dari lima blok migas yang dilelang, saat ini sudah ada 11 kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang meminati dengan mengakses dokumen lelang blok tersebut.
"Penawaran lelang blok migas tahap 1 2019 pada 25 Februari 2019, sampai hari ini hasilnya sudah ada 11 yang mengakses dokumen," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Advertisement
Menurut Djoko, diaksesnya dokumen dari blok migas yang dilelang menandakan investasi hulu migas Indonesia semakin bergairah. Bahkan Blok Migas West Ganal yang nilai bonus tanda tangannya terbilang cukup besar diminati lebih dari tiga KKKS. Dia pun yakin semua blok migas yang dilelang akan laku.
Baca Juga
"West Ganal ada 3 peminat, padahal signature bonus USD 15 juta. Artinya apa? Bisa semua laku meskipun belum sebulan ( dilelang)," tuturnya.
Djoko mengungkapkan, peminat lima blok migas tersebut merupakan perusahaan besar. Namun dia belum bisa menyebutkan namanya. Setelah mengakses dokumen perusahaan tersebut melakukan penawaran ke pemerintah, kemudian dilakukan seleksi pemenangnya lelang.
"Ini ambil dokumen bayar, yang ngambil gede. Kita akan seleksi pemenangnya, supaya tidak ada lagi KKKS duafa," tandasnya.
Adapun lima blok migas yang dilelang adalah Blok Eksplorasi terdiri dari Anambas dua peminat,West Ganal tiga peminat dan West Kaimana satu peminat. Blok Produksi, Selat panjang tiga peminat dan West Kampar dua peminat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Produksi Migas Indonesia Capai 90 Persen dari Target APBN
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, produksi siap jual (lifting) migas nasional, hingga Februari 2019 sudah mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKKÂ Migas, Wisnu Prabawa Taher mengatakan, lifting miyak nasional hingga Februari 2019 sebesar 735 ribu barel per hari (bph). Sedangkan target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 775 ribu bph.
"Dengan produksi minyak (Februari 2019) di level 768 ribu bph, masih terdapat stock di terminal," kata Wisnu, di Jakarta, Senin (11/3/2019).Â
BACA JUGA
Wisnu melanjutkan, untuk capaian lifting gas sampai Februari 2019 sebesar 1.070.000 barel setara minyak (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Sementara targetnya sebesar 1,250 just BOEPD.
"Atas capaian tersebut, secara keseluruhan sudah sebesar 90 persen dari target," ujar dia.
Adapun tiga kontraktor kontrak kerjasama (KKKD) penghasil lifting minyak terbesar adalah, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) sebesar 219 ribu bph, Chevron Pacific Indonesia 197 ribu bph dan Pertamina EP 74 ribu bph.
Sedangkan tiga KKKS penghasil lifting gas terbesar antara lain BP Tangguh 187.000 BOEPD, ConocoPhillips (COPI) Grissik 144.000 BOEPD dan Pertamina EP 139.000 BOEPD.
Advertisement