SMF Bakal Biayai Homestay di Daerah Wisata dan Bangun Daerah Kumuh

Sebagai pilot project, SMF akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,3 miliar untuk dua destinasi wisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 17:15 WIB
Destinasi Lembang dan Ciwidey yang Seru untuk Liburan Keluarga 3 Hari 2 Malam
Jadikan kawasan Lembang dan Ciwidey sebagai destinasi wisata. Keduanya memiliki beragam wisata yang sangat menarik dan seru yang bisa anda datangi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencanangkan beberapa program strategis di tahun ini. Salah satunya yakni melalui Program Pembiayaan Homestay untuk di beberapa destinasi wisata.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, melalui program ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membangun atau memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan. Sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja.

Sebagai pilot project SMF akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,3 miliar untuk dua destinasi wisata, yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Untuk Desa Wisata Nglanggeran sendiri, SMF menyiapkan plafon senilai Rp 1,6 miliar. Sementara Rp 700 juta sisanya akan digelontorkan untuk Desa Wisata Samiran.

"Dua destinasi wisata ini dibidik untuk menjadi pilot project dalam implementasi program ini. Diperkirakan program ini akan selesai di bulan Juli tahun ini," kata Ananta saat dijumpai di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Dalam program ini, SMFakan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisaata (Pokdarwis) dalam mendukung program pengembangan destinasi wisata khususnya pembiayaan homestay.

"Program ini merupakan bentuk dari dukungan SMF terhadap program pemerintah dalam hal pengembangan wisata untuk meningkatkan devisa," imbuhnya.

 

Bantu Daerah Kumuh

PUPR Anggarkan Rp 318 Miliar Atasi Kekumuhan Kota
Suasana permukiman kumuh bantaran kali ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta, Sabtu (9/1). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menggarap Program Kota Tanpa Kumuh (kotaku). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain Program Pembiayaan Homestay, Perseroan juga mencanangkan Program Pembangunan Rumah di Daerah Kumuh, dimana SMF akan bersinergi dengan Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR melalui program KOTAKU (kota tanpa kumuh) untuk turut serta mengatasi daerah kumuh melalui renovasi atau pembangunan rumah.

Pembangunan rumah di daerah kumuh tersebut nantinya akan bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui ketersediaan hunian yang layak, serta menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan PT SMF, Heliantopo mengatakan, untuk program KOTAKU pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 7 miliar untuk di tiga lokasi. Adapun ketiga lokasi tersebut diantaranya akan dibangun di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera.

"Ada tiga lokasi Pulau Jawa itu di Semarang, Kalimantan di Pontianak dan Sumatera sendiri akan dibangun di Medan, Padang, Palembang, masih kita liat. Tapi untuk 2 kota lain sudah kita lakukan survei," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

SMF Cetak Laba Bersih Rp 437 Miliar di 2018

Paparan kinerja PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Paparan kinerja PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.

 SMF mencatatkan laba bersih sebesar Rp 437 miliar pada 2018. Angka tersebut 10,1 persen jika dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang tercatat Rp 397 miliar.

Sementara itu, penyaluran pinjaman per 31 Desember 2018 mencapai Rp 15,37 triliun. Jumlah tersebut juga naik 38,5 persen dibanding 2017 yang tercatat Rp 11,10 triliun.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, sepanjang 2018 kinerja SMF juga ditopang melalui aliran dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan. 

Yakni melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp 11,88 triliun pada 2018, angka tersebut meningkat 44,34 persen dibanding 2017 sebesar Rp 8,23 triliun.

"Pencapaian tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2018, dengan total aliran dana yang disalurkan selama periode tersebut yaitu dalam bentuk kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 2 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 9,88 triliun," kata Ananta Ananta dalam konferensi pers, di Kantornya, Rabu (10/4/2019).

Secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2018 mencapai Rp 47,52 triliun. "Sedangkan total aset SMF di tahun 2018 adalah sebesar Rp19,49 triliun, naik 24,5 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,66 triliun," imbuhnya.

Selama tahun 2018, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 5,551 triliun melalui penerbitan obligasi PUB IV Tahap III sebesar Rp 2.000 miliar, PUB IV Tahap IV sebesar Rp 1.163 miliar, PUB IV Tahap V sebesar Rp 1.500 miliar dan PUB IV Tahap VI sebesar Rp 888 miliar.

Sampai dengan akhir tahun 2018, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 10,23 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan periode 31 Desember 2018

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya