Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah menguat pada hari ini. Tercatat nilai tukar rupiah berada pada kisaran 14.470 hingga 14.475 per Dolar Amerika Serikat (AS).
"Nilai tukar rupiah hari ini menguat sekarang, Rp 14.470-Rp 14.475 dengan mekanisme pasar meningkat. Jual beli berjalan dengan baik dan eksportir makin banyak jual DHE ke pasar valas," kata dia, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengakui jika dibanding dengan hari ini, nilai tukar rupiah terdepresiasi kemarin. Hal tersebut, dipengaruhi faktor global.
"Kemarin rupiah memang ditutup Rp 14.520-Rp 14.530. Kemarin memang ada pelemahan Rp 45 karena terutama juga respon faktor-faktor global maupun domestik. Global lanjutnya trade war dan domestik merepon apa yang terjadi di dalam negara," urai dia.
Bank Indonesia, lanjut dia, akan terus melakukan rangkaian kebijakan untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan demikian, nilai tukar rupiah akan sesuai dengan nilai fundamentalnya.
"Hari ini BI tekankan bahwa BI akan terus ada di pasar lakukan stabilitas rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Kami yakin rupiah akan tetap stabil," jelasnya.
"Kami memperkirakan bahwa rupiah akan tetap bergerak stabil dan sejalan dengan perkembangan ekonomi ke depan ada kecenderungan yang terus akan stabil dan bahkan cenderung menguat,"Â dia menandaskan.
Rusuh 22 Mei Bisa Diredam, Rupiah Bakal Menguat
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menguat usai aksi 22 Mei.  Langkah pemerintah yang mampu mengendalikan rusuh dalam aksi masa tersebut menjadi salah satu pendorong penguatan rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai, pemerintah cukup mampu mengendalikan rusuh yang terjadi dalam aksi massa yang berlangsung selama dua hari di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Dari pengamatan saya dua Hari ini, pemerintah masih memegang kendali, aksi rusuh terlokalisir, jadi kemungkinan tidak akan meluas dan berlarut. Ini membantu penguatan rupiah," terangnya kepada Liputan6.com, Kamis (23/5/2019).
Baca Juga
Dia melanjutkan, momentum penguatan mata uang rupiah juga didukung oleh sentimen global atas sinyal suku bunga acuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
"Selain itu, dini hari tadi, notulensi rapat kebijakan Bank Sentral AS mengindikasikan potensi tidak ada kenaikan suku bunga acuan AS juga membantu penguatan rupiah," ujarnya.
Meski begitu, penguatan rupiah menurutnya masih berkisar di level 14.500 per dolar AS yakni mulai dari 14.480 per dolar AS hingga 14.530 per dolar AS.Â
Â
Advertisement
Masih di Kisaran 14.500 per Dolar AS
Senada, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan rupiah memang cenderung menguat usai aksi 22 Mei.
Tetapi, dia menekankan penguatanya pun masih hanya mampu di rentang 14.500 per dolar AS.
"Saat ini, investor masih cenderung mengamati (wait and see) terkait kondisi stabilitas politik dalam negeri. Kalau mereka sudah yakin, dengan sendirinya rupiah pasti akan menguat. Untuk saat ini, perkasanya rupiah masih di level Rp 14.500," paparnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah pada siang hari ini saat ini berada di posisi 14.518 per dolar AS. Angka ini menguat 0,05 persen dibanding penutupan Rabu (22/5) yakni 14.525 per dolar AS.