Liputan6.com, Jakarta Pasca libur Lebaran 1440 Hijriah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengaku mengalami berbagai lonjakan transaksi perbankan. Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI, Osbal Saragi di Jakarta, Kamis (13/6) menyampaikan ragam lonjakan transaksi tersebut.
Jumlah transaksi per hari meningkat dari sekitar 22,72% yaitu dari rata-rata 22 juta transaksi per hari menjadi 27 Juta transaksi per hari. Semua transaksi ini di eksekusi melalui jaringan e-Channel dan e-Banking serta Jaringan Kantor yang tersebar diseluruh Indonesia.
Baca Juga
Peningkatan jumlah transaksi ini menunjukkan bahwa Bank BRI semakin dipercaya masyarakat sebagai Bank tempat bertransaksi. Tempat yang paling banyak di kunjungi dan di datangi oleh nasabah dan masyarakat untuk betransaksi adalah ATM dan CRM 35,37%, EDC Merchant 24,07%; Internet Banking 13.11% dan di Jaringan Kantor yang buka menjelang lebaran dan pada saat libur lebaran sebanyak 10,04%.
Advertisement
Data ini juga menunjukkan bahwa Bank BRI telah berhasil melakukan shifting transaksi dari Banking Hall Kantor ke jaringan – jaringan e-Channel dan e-Banking.
“Internet Banking BRI selama H – 14 hingga Hari H lebaran rata – rata per hari terdapat 3,42 juta kali transaksi, naik sebesar 31,27% dibandingkan rata – rata per hari pada periode Januari – April 2019 yakni sebesar 2,61 juta kali transaksi. Sedangkan, transaksi Mobile Banking BRI juga mengalami kenaikan serupa yakni selama H – 14 hingga Hari H lebaran rata – rata per hari terdapat 1,12 juta kali transaksi, naik sebesar 9,4% dibandingkan rata – rata per hari pada periode Januari – April 2019 yakni sebesar 1,09 juta kali transaksi,” ungkap Osbal.
Bila dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, kedua transaksi baik Internet Banking maupun Mobile Banking mengalami kenaikan yang signifikan. Internet Banking BRI naik 109,75% dari 1,62 juta transaksi pada 2018 naik ke 3,42 juta transaksi pada 2019. Mobile Banking BRI naik sebesar 23,4% dari 964 ribu transaksi ke 1,12 juta transaksi.
“Kami mengalami puncak transaksi Internet Banking BRI dan Mobile Banking BRI pada H – 12 tahun ini. Berbeda saat tahun 2018 lalu, terjadi saat H – 10 lebaran,” imbuh Osbal.
Osbal melanjutkan, yang menarik juga dalam liburan panjang kali ini adalah Bank BRI telah berhasil mengedukasi masyarakat dan nasabahnya untuk bertransaksi secara non tunai (cashless).
Ini tampak terlihat dari banyaknya jumlah uang tunai yang disiapkan oleh Bank BRI sangat menurun jika dibandingkan dengan libur lebaran tahun lalu. Tahun ini, Bank BRI hanya menyiapkan kebutuhan uang tunai pada momen Ramadan dan Lebaran senilai Rp 48,2 triliun, jumlah ini turun dibandingkan tahun 2018 lalu sebesar Rp 62 triliun. Bahkan, realisasi kebutuhan puncak uang tunai 10 hari menjelang dan pada saat liburan lebaran hanya sebesar Rp. 41,2 Triliun.
Penurunan tersebut dilakukan sebagai bentuk optimisme BRI terhadap transaksi nasabah secara cashless melalui channel yang ada dan evaluasi kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun. Selain itu, kinerja jaringan e-channel Bank BRI juga semakin bagus, sehingga masyarakat tidak perlu lagi merasa kuatir apabila kekurangan uang tunai, karena bisa diperoleh langsung di 22.600 ATM BRI yang tersebar diseluruh Indonesia dan apabila kelebihan uang tunai dapat menyetorkan langsung di mesin CRM BRI.
“Secara keseluruhan transaksi nasabah mengalami kenaikan, terlebih kami hanya libur kantor saat hari H lebaran, bahkan transaksi e-channel tetap berjalan selama 24 jam non-stop setiap hari dengan realibility 95%. Bila kami rata-rata, transaksi nasabah mencapai Rp 25 juta melalui berbagai channel yang kami punyai. Kami akan terus melakukan evaluasi dengan menyempurnakan IT BRI kedepannya, sehingga kepercayaan masyarakat dan costumer experience nasabah kepada BRI terus meningkat,” jelas Osbal.
(*)