Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah dan masyarakat desa dalam pengembangan ekonomi kawasan pedesaan yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan nama program Desa Sejahtera Astra.
PT Astra International Tbk menggelar kick off program Desa Sejahtera Astra 2019. Program ini sebagai upaya Astra bersama pemerintah mengembangkan ekonomi kawasan pedesaan dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Program ini akan menyasar 275 desa di seluruh Indonesia.
Program 'Desa Sejahtera Astra' fokus pada peningkatan ekonomi berbasis masyarakat dengan mengoptimalkan potensi lokal yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat desa melalui pengembangan Prukades (Produk Unggulan Kawasan Pedesaan) sesuai daerahnya masing-masing.
Advertisement
"Acara ini terselenggara dengan komitmen kita semua. Kami berharap bisa saling tukar pengalaman terkait ESR (Environment Social Responsibility), CSR Hadir perwakilan dan desa. Desa sejahtera program CSR kami di kewirausahaan," kata Deputy Chief of Corporate Affairs PT Astra International Tbk., Riza Deliansyah, di Menara Astra, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Baca Juga
Program ini, kata dia, merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan bagi pengembangan ekonomi di pedesaan. Dengan demokrasi, potensi ekonomi yang ada di desa dapat ditingkatkan dan menjadi menjadi lokomotif pertumbuhan desa.
"Kita ingin berkontribusi menuju pembangunan berkelanjutan. Yang akan terlibat kemendes, pihak NU, universitas, beberapa digital startup company untuk kegiatan pemasaran dan pedesaan serta mitra strategis lainnya," ujar dia.
Dia mengatakan, Astra merencanakan program ini akan berjalan di 645 desa pada 2019. Sejauh ini program sudah berjalan di 370 desa. "Sekarang MoU dengan 275 desa. Target tahun ini total 645. Sudah 370 desa di 77 kabupaten," ungkapnya.
Diketahui, hingga 2018, sebaran program Desa Sejahtera Astra telah mencakup 370 desa di 23 provinsi. Masing-masing adalah sebanyak 233 desa dengan sumber daya pertanian dan peternakan, 76 desa perikanan, 34 desa kreatif, dan 27 desa wisata dan jasa.
Dia menambahkan melalui 'Desa Sejahtera Astra', pihaknya memberikan sejumlah dukungan kepada desa-desa di seluruh Indonesia. Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa dana, melainkan juga sarana prasarana serta pendamping bagi masyarakat.
"Bantuan berupa pendidikan pelatihan, bantuan prasarana, akses permodalan. Agar bisa jadi role model pengembangan desa lain di Indonesia," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Apresiasi Pemerintah
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, pemerintah memberikan apresiasi bagi perusahaan yang terlibat dalam upaya pengembangan ekonomi desa.
"Harapan program ini bukan hanya charity saja tapi bisa menciptakan common interest baik untuk desa maupun untuk Astra. Jadi kalau ada kepentingan yang sama, desa ada benefit, Astra juga ada benefit bisa sustainable," kata dia.
Dia mengharapkan, ada program semacam ini dapat terus ditingkatkan ke depan. Dengan demikian dapat pertumbuhan dan potensi ekonomi desa dapat dioptimalkan.
"Dan desa basenya masih rendah potensi sangat besar peluang untuk Astra juga untuk mencari opportunity di desa," tandasnya.
Â
Advertisement
Kementerian Desa Gandeng 68 Perusahaan
Sebelumnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendorong pemerintah daerah dan dunia usaha untuk mengembangkan program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades). Sebab, dengan program Prukades ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, sejauh ini pihaknya telah menggandeng 68 perusahaan untuk menjalankan program tersebut. Pada 2018, total dana yang telah disalurkan ke-68 perusahaan mencapai sekitar Rp 60 triliun.
"Sekarang kita ada 68 perusahaan besar yang bekerja sama dengan kita. Tahun lalu kan ada 60 Triliun lebih investasi," kata dia, di sela-sela acara 'Kick Off Desa Sejahtera Astra', Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.
Dari total anggaran itu, dibagi untuk investasi di dua kelompok sasaran, yakni di daerah pedesaan dan daerah transmigrasi. "Rp 47 triliun di kawasan pedesaan, Rp 17 Triliun di kawasan transmigrasi," ujar dia.
Eko menambahkan, peran dunia usaha penting untuk turut membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi didesa-desa. Apalagi, dunia usaha tersebut bisa bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mengembangkan usahanya didesa.
"Dari perusahaan-perusahaan. Kayak di Sumba Timur salah satu perusahaan besar investasi Rp 4 triliun bikin perkebunan tebu. Di Gorontalo itu banyak pabrik pakan ternak, bikin dryer itu Rp 3 triliun lebih. Di Sumbawa Barat salah satu perusahaan Korea bikin wooden chip untuk ekspor itu USD 200 juta," ujar dia.
Ketika ditanyakan soal target penyaluran pada 2019, Eko mengaku belum dapat menyampaikan target besaran dana yang bakal disalurkan. "Kita belum kick off, nanti kita coba. Mudah-mudahan bisa lebih besar dari tahun lalu," tandasnya.