Liputan6.com, Jakarta Memasuki awal pekan pada permulaan Agustus ini, harga daging ayam dan telur di pasar tradisional sedikit melonjak.
Pedagang di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat beralasan, kenaikan harga ini terjadi lantaran tak lama akan ada perayaan Idul Adha 1440 Hijriah yang jatuh pada 11 Agustus 2019.
"Ayam fillet sekarang Rp 50 ribu (per kg). Naik dikit, soalnya bentar mau lebaran. Kadang harganya Rp 47 ribu (per kg)," ujar Yanti (40 tahun), salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Advertisement
Selain daging fillet, Yanti pun menjual bagian tubuh ayam yang biasa dikonsumsi seperti ati-ampela, usus dan ceker ayam. Dia menjual ati-ampela Rp 2.500 per satu paket, usus Rp 20 ribu per kg, serta ceker berukuran besar Rp 30 ribu per kg.
Kenaikan juga menimpa produk telur seperti telur ayam dalam negeri. Wawan (30 tahun), salah seorang pedagang telur di pasar yang sama mengatakan, harga jualnya kini naik Rp 1.000 dibanding harga normal.
"Telur (ayam dalam negeri) naik Rp 25 ribu per kg, kemarin sih Rp 24 ribu. Udah beberapa hari naiknya, dari sananya (pemasok) naik," ungkap dia kepada Liputan6.com.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aneka Telur
Tak hanya telur ayam dalam negeri, komoditas telur lainnya seperti telur puyuh dan telur bebek juga secara harga ikut terdongkrak naik.
"Telur puyuh biasanya sih Rp 35 ribu (per kg), sekarang naik Rp 40 ribu (per kg). Kalau telur bebek sekarang Rp 3 ribu per butir, kemarin Rp 2.900 (per butir)," sebut Wawan.
Advertisement
Kemarau Panjang, Harga Cabai Sentuh Rp 120 Ribu per Kg
Musim kemarau berkepanjangan membuat harga cabai yang dijual di pasar tradisional terus naik. Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat, dimana harga jual produk cabai seperti cabai rawit merah dipatok lebih dari Rp 100 ribu per kg.
Nur (58 tahun), salah seorang pedagang sayur di Pasar Kwitang Dalam mengatakan, harga cabai rawit merah yang dijualnya naik sekitar Rp 30 ribu sejak beberapa hari lalu. Menurutnya, kemarau yang terus berlanjut menjadi penyebab utama mahalnya harga cabai yang dipasang pihak pemasok.
"Rawit merah Rp 120 ribu (per kg). Ada 3-4 hari harga segini. Sebelumnya Rp 90 ribu (per kg). Kalau dapat dari sananya (pemasok) Rp 110 ribu (per kg). Masalahnya kemarau ini, pada kering. Pasokan susah," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Untuk harga komoditas cabai lain, seperti cabai merah keriting dan cabai rawit hijau juga saat ini masih tinggi. Nur memasang harga Rp 90 ribu per kg untuk cabai merah keriting, sementara cabai rawit hijau dibanderol Rp 80 ribu per kg.
Seorang pedagang lainnya di pasar yang sama yakni Toyyibah (43 tahun) juga mengutarakan keresahan serupa. Namun, harga produk cabai yang ditawarkannya masih sedikit lebih rendah dibanding yang ada di lapak Nur.
"Cabai naik lagi. Rawit merah Rp 100 ribu per kg, dapatnya Rp 90 ribu (per kg). Kalau merah keriting Rp 70 ribu per kg, sama kayak rawit hijau, Rp 70 ribu (per kg)," ujar dia kepada Liputan6.com.
Selain cabai, kenaikan harga juga menimpa komoditas sayuran lainnya seperti oyong, terong dan daun bawang. Untuk oyong, Nur memasang harga Rp 14 ribu per kg, sementara Toyyibah Rp 15 ribu per kg. Sedangkan untuk terong, keduanya kompak menjualnya Rp 12 ribu per kg, dan daun bawang Rp 15 ribu per kg.
Sementara untuk produk bawang, Nur dan Toyyibah melaporkan bahwa harganya kini masih normal. Bawang merah dan bawang putih bulat ditawarkan pada angka Rp 30 ribu per kg, sedangkan bawang putih cutting dipasang harga Rp 35 ribu per kg.