Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi dalam 6 Tahun

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah menjadi salah satu pendorong harga emas melonjak ke level tertinggi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Agu 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik 2 persen pada perdagangan Senin ke level tertinggi dalam enam tahun seiring memburuknya konflik perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada perdagangan di awal pekan tersebut, investor mulai membuang aset-aset berisiko dan mencari perlindungan ke instrumen yang aman seperti emas.

Selain itu, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah juga menjadi tenaga bagi harga emas untuk melonjak ke level tertinggi.

Mengutip CNBC, Selasa (6/8/2019), harga emas di pasar spot naik 1,4 persen ke level USD 1.460,60 per ounce , setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Mei 2013 di USD 1.469,60 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka juga naik 1,1 persen ke level USD 1.473 per ounce.

Pembicaraan perang dagang berlarut-larut. Pada Jumat lalu, China mengatakan bahwa akan berjuang melawan keputusan Presiden AS Donald Trump mengenai pengenaan tabahan tarif 10 persen untuk barang=barang impor dari China. Tambahan tarif tersebut bisa mencapai USD 300 miliar.

"Yang mendorong harga emas mencapai level tertinggi adalah ketakutan dari investor. Rencana mengenaan tarif oleh AS ini pasti akan dibalas China," helas analis U.S. Global Investors, Michael Matousek.

Selain itum menambah ketakutan dari investor adalah ketidakpastian global baik di Eropa, Timur Tengah dan lainnya. Hal ini membuat orang memborong emas.

"Harga emas masuk ke pasar bullish dan akan melewati tren kenaikan. Ini hanya permulaan dan saya tidak akan terkejut jika harga emas mencapai USD 1.500 pada November atau Desember nanti," tambah Michael.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perang Dagang

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Perang dagang antara AS dengan China memaksa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga. Langkah ini untuk melindungi pertumbuhan ekonomi dari risiko-risiko yang terkait sektor perdagangan.

"Semua volatilitas ini, kekhawatiran ini, pelemahan ini, akan berlanjut. Tentu saja emas menjadi instrumen yang tepat untuk berlindung," jelas Bejamin Lu analis dari Phillip Futures.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya