Liputan6.com, Jakarta - Byju Raveendran, seorang guru di India menyabet gelar miliader setelah aplikasi pendidikan yang ia buat meraup USD 150 juta atau Rp 2,1 triliun (USD 1 = Rp 14.240).
Hal itu menjadikan bisnis Raveendran memiliki valuasi USD 5,7 miliar atau Rp 81,1 triliun, dan menjadikan kekayaan pribadinya meningkat hingga USD 1 miliar.
Dikutip dari CNBC, Rabu (7/8/2019), aplikasi yang dibuatnya didukung oleh perusahaan teknologi pendidikan termasuk di dalamnya Qatar Investment Authority, Tencent dan Mark Zuckerberg.
Advertisement
Berkat pencapaian yang diraihnya, ia menjadi orang terkaya paling muda pada umur 37 tahun di India.
Baca Juga
Raveendran tumbuh di Desa Azhikode, India Selatan, merupakan anak dari seorang guru matematika dan fisika. Sebelumnya, miliarder ini pernah bekerja sebagai insinyur.
Namun pekerjaan yang dijalankan saat itu membuatnya sadar bahwa keahliannya adalah mengajar dan membantu teman-temannya dalam mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Pada tahun 2011 bersama dengan pendiri lainnya, Raveendran mendirikan aplikasi belajar bernama 'The Learning App'. Sejak munculnya aplikasi tersebut, sang miliarder berhasil meraih 35 juta pengguna, di mana 2,5 juta pengguna berlangganan dan membayar setiap tahun sebesar USD 145 (Rp 2 juta) hingga USD 290 (Rp 4,1 juta).
Raveendar mengatakan ingin menjadikan pendidikannya seperti Disney untuk membantu anak-anak dalam belajar dengan karakter- karakter Disney yang menghibur.
"Anak-anak kerap berhubungan dengan Disney Simba atau Moana di mana saja. Maka sebelum itu kita membawa anak-anak ke dalam lingkaran pembelajaran," ungkap CEO Raveendran kepada Bloomberg.
Reporter: Chrismonica
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terlilit Utang, Miliarder Ini Tewas Bunuh Diri
Banyak yang beranggapan bahwa menjadi miliarder menyenangkan dan bergelimang harta. Namun siapa sangka, dibalik perjuangan seseorang menjadi miliarder, pasti ada berbagai masalah yang menggerogoti hidupnya.
Seperti kisah miliarder satu ini. VG Siddharta, pendiri kedai kopi Cafe Coffee Day (CCD) ditemukan tewas setelah dinyatakan hilang dalam beberapa hari.
Dilansir dari The Wire, Minggu (4/8/2019), pemilik kedai kopi yang merupakan saingan Starbucks di India ini dikabarkan meninggalkan sepucuk surat yang isinya luapan perasaannya yang tidak tahan karena tekanan dari bank, investor, dan otoritas pajak, terkait utang di bisnisnya.
Siddharta sendiri diketahui memiliki keluarga yang sudah berladang kopi selama 140 tahun. Dirinya kemudian terinspirasi dari kedai kopi Jerman, Tchibo, Siddharta akhirnya mendirikan kedai kopinya sendiri di India.
Saat ini, Cafe Coffee Day menjadi kedai kopi terbesar di India dengan 1.750 kafe di lebih dari 200 kota.
Namun beberapa tahun terakhir, Siddharta dilaporkan memiliki pembengkakan utang hingga akhirnya perusahaan kopinya mengalami kerugian terus-menerus.
Advertisement