Hingga Semester I 2019, Penjualan BBM Pertamina Meningkat

PT Peretamina mencatatkan kinerja yang positif hingga Semester I 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Agu 2019, 20:31 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2019, 20:31 WIB
Harga Pertamax Naik
Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mulai dari Rp500 hingga Rp900 per liter mulai 1 Juli 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menyatakan produksi minyak mentah dan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan selama semester I 2019.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Masyuri mengatakan, produksi minyak Pertamina semester I 2019 sebesar 413 ribu barel per hari (bph), meningkat dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 385 bph.

‎"Produksi minyak mentah meningkat 6 persen dari tahun lalu," kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019)‎.

Pahal melanjutkan, penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina pada semester I 2019 sebesar 34,1 juta Kilo liter, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 33,9 juta Kl.

"Selain itu volume penjualan meningkat 700 ribu Kl," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penjualan BBM Non Subsidi

Pertamax Cs Turun Harga
Petugas mengisi BBM pada sebuah motor di salah satu SPBU, Jakarta, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi masing-masing Dexlite Rp 200 per liter, dan Dex Rp 100 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, untuk penjualan produk non-BBM juga mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sebesar 7,9 juta KL menjadi 8,3 juta KL. ”Bahkan sejak Mei 2019, Avtur dan Solar sudah tidak perlu diimpor karena telah dapat dipenuhi dari produksi kilang Pertamina,” ujarnya.

Menurut Pahala, dengan beroperasinya kilang Proyek Langit ‎Biru Cilacap (PLBC), produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina dengan standar Euro 4 meningkat menjadi 1,6 juta barel per hari.

"Salah satu milestone cukup penting adalah PLBC memproduksi produk selama ini belum mampu produksi, dengan PLBC ini kita mengasilkan produk Pertaseries," tandasnya.


Laba Pertamina Semester 1 2019 Meroket 112 Persen

Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

PT Pertamina (Persero) mencatat pencapaian laba bersih semester 1 2019 mengalami peningkatan 112 persen dibanding periode yang sama pada 2018.

‎Direktur Keuangan Pertamina Pahalah N Mansury mengatakan, pencapaian laba bersih semester 1 2019‎ sebesar USD 660 juta atau Rp 9,4 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebear USD 311 juta atau Rp 4,4 trilin

"Memang meningkat signifikan dibanding semester pertama tahun lalu," kata Pahala, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pahala mengungkapkan, peningkatan laba bersih Pertamina disebabkan penurunan harga minyak dunia sepanjang periode tersebut dengan rata-rata USD 63 per barel, sehingga membuat biaya produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami penurunan.

‎"Memang komposisi signifikan adalah minyak mentahnya kita produksi BBM tapi crude diproduksi kilang kita," tuturnya.

Pahala mengakui, penurunan harga minyak juga membuat pen‎urunan pendapatan, namun jika dibandingkan dengan penurunan beban biaya produksi jauh lebih lebih sedikit.

"Turunnya ICP biaya beban produksi kita mengalami penurunan. Memang menurunnya hara ICP sedikit mengalami penurunan, tapi penurunan pendapatan lebih kecil dibanding beban pokok penjualan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya