Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI akan membuka kembali seluruh kantor cabang di Jayapura pada Senin (1/9/2019).
Seperti diketahui, sebagian kantor cabang perusahaan sempat ditutup imbas kerusuhan yang terjadi di Jayapura, Papua. Kemarin, BNI telah membuka kembali sebagian kantor cabangnya khususnya Kantor Kas Ahmad Yani di Jayapura.
"Mulai Sabtu, 31 Agustus 2019, kami mengoperasikan Kantor Kas Ahmad Yani di Jayapura. Dan banyak warga yang memanfaatkan pelayanan kami ini," tuturCorporate Secretary BNI Meiliana, Minggu (1/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Meiliana menjelaskan, Kantor Kas BNI Ahmad Yani menjadi cabang bank pertama di Jayapura yang membuka kembali operasionalnya. Adapun layanan yang tersedia antara lain transaksi tarik/setor tunai, pembukaan rekening, pembayaran tagihan, dan lain sebagainya.
"Apabila tidak ada hambatan, seluruh kantor cabang BNI di Jayapura akan kembali beroperasi pada hari Senin, 2 September 2019," ujarnya.
"Jadi BNI berharap layanan perbankan yang telah dioptimalkan ini dapat mempercepat pemulihan Papua pasca peristiwa yang telah terjadi," lanjut dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
BNI Tangkap Peluang Bisnis Properti di Ibu Kota Baru
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya melihat peluang adanya pengembangan bisnis properti dalam pembangunan ibu kota baru di wilayah Kalimantan Timur.
"Kita berharap nanti dengan ada pembangunan ibu kota tentunya ada kebutuhan-kebutuhan untuk pembangunan, paling enggak building-building segala macam," ujar dia pasca RUPSLB di Menara BNI Pejompongan, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
"Ini kan peluang bagi kita untuk mengembangkan bisnis properti. Terus terang aja properti ini agak sedikit slow down. Dengan adanya yang baru pasti ada kebutuhan-kebutuhan rumah, kantor," dia menambahkan.
Baiquni mengutarakan, pembangunan konstruksi ibu kota baru tersebut memberi kesempatan bagi pegiat industri di sektor perbankan untuk menyalurkan kredit bagi pihak kontraktor.
"Kalau misalkan itu (pembangunan ibu kota baru) by APBN paling enggak kita bisa menyalurkan kredit konstruksinya kepada kontraktor-kontraktor yang mendapatkan orderan seperti itu," ungkap dia.
Advertisement
Belum Memuaskan
Secara umum, ia mengutarakan, geliat bisnis properti BNI saat ini memang belum terlalu memuaskan. "Properti kita enggak terlalu besar. Rasa-rasanya itu di bawah 10 persen," sambungnya.
Untuk partisipasi pendanaan dalam pembangunan ibu kota negara, Baiquni menyebutkan, pihaknya belum menghitung secara pasti. Namun, ia yakin itu bisa menjadi kesempatan besar bagi BNI.
"Secara angka absolut belum. Tapi tentunya kalau itu peluangnya besar, kita bisa mengalokasikan dari sektor lain ke sektor yang properti. Dalam hal itu kita masih bisa fleksibel," tukas dia.