Tak Serempak, Transaksi Harbolnas 2019 Turun

Semua marketplace dan e-commerce saling bersaing menghadirkan diskon besar-besaran di Harbolnas.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2019, 15:49 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 15:49 WIB
Direktur BCA Santoso.
Direktur BCA Santoso.

Liputan6.com, Jakarta - Senin ini merupakan hari belanja online nasional yang dinamakan 11.11. Semua marketplace dan e-commerce saling bersaing menghadirkan diskon besar-besaran.

Direktur BCA Santoso mengungkapkan transaksi harbolnas tahun ini tidak sebesar sebelum-sebelumnya. Hal itu karena tahun ini harbolnas dibagi menjadi beberapa hari, tidak hanya bertumpu pada satu hari seperti dulu.

"Jaman dulu iya tinggi (transaksi) harbolnas 1111 ini tinggi. Tapi ingat kalau kita perhatikan dengan beberapa program belanja via e-commerce sudah dipecah-pecah ada yang 12.12, 11.11, 10.10, 9.9 jadi menurut saya rada spreading, jadi enggak bisa seperti dulu lagi," kata dia saat ditemui di Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2019).

Namun secara umum, dia mengungkapkan porsi transaksi e-commerce khususnya di BCA terus meningkat setiap tahun. di BCA, secara keseluruhan transaksi e-commerce mencapai 20 persen. Merupakan angka yang cukup tinggi.

"Belanja e-commerce dari data kita sekitar 20 persen per tahun, meningkat cepat. Itu dulu udah kita prediksi kan ini gak lama lagi e-commerce akan makin tinggi dan ini kalau kita amatin akan terus naik," ujarnya.

 

Risiko Tersebar

Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Dia mengungkapkan, meski catatan transaksi jadi menurun pada harbolnas kali ini namun hal ini jadi langkah antisipatif menimilasir gangguan saat terjadi tingginya transaksi saat harbolnas.

"Karena tertumpu pada satu tanggal juga punya risiko, risiko yang terbesar adalah transaksi tiba-tiba spike. Kalau udah spike biasanya gak tahan kepada e-commerce provider. Artinya gak tahan tuh gini, tiba tiba suddenly hit pada satu titik begitu banyak sehingga sistem mereka jadi masalah (eror). Nah belajar dari itu itu biasanya kita kurangin," ungkapnya.

Dia mencontohkan, misal e-commerce dalam satu hari normal biasanya melayani transaki sebanyak satu juta hingga 1,5 juta. Namun saat momen harbolnas jumlah transaksi meningkat menjadi 10 hingga 12 juta.

"Hang langsung karena semua transkasi itu ada otentifikasi pin, nah pin nya itu gak kuat karena pada waktu satu jam itu harus menghandle sekian juta transaksiar. Karena inget ya commerce beda dengan banking," ujarnya.

Dia menjelaskan, perbankan tahan menghadapi jutaan transaksi karena merupakan aktivitas sehari-hari mereka. "BCA setiap hari bisa dapat hit lebih dari 30 juta transaksi sehari, tapi kalau kita bicara commerce gak pernah terjadi ya setinggi itu paling maksimum transaksi itu sejuta, terus tiba-tiba hit jadi 10 juta itu kan kaget," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya