Liputan6.com, Jakarta - Sembilan bulan lalu, sebelum Ciputra meninggal dunia, dia sempat menerbitkan buku. Tepatnya pada 4 Maret 2019, buku tersebut terbit.
Buku karya Alberthiene Endah tersebut merupakan biografi yang berjudul, Ciputra The Entrepreneur. Isinya menceritakan mengenai kisah hidup dan jatuh bangun Ciputra dalam berbisnis.
Advertisement
Baca Juga
Dalam buku itu, Ciputra yang akrab disapa Pak Ci menuturkan awal mula ide membangun beberapa proyek di Jakarta, salah satunya Ancol.
Saat itu ia ditunjuk menjadi pemimpin di PT Pembangunan Jaya. Dengan kepercayaan menggarap proyek Senen dalam bidang pembangunan properti.
Kala proses pembangunan proyek Senen ini, dia menyempatkan diri berlibur. Sekadar menyegarkan pikiran dari beban pekerjaan.
Ci memutuskan untuk pergi ke Amerika, Eropa, dan negara Asia. Tujuannya bukan liburan semata. Melainkan untuk mencari ide dan inovasi baru yang bisa dia terapkan di Indonesia.
Dari sinilah, terbesit ide Ciputra untuk membangun kawasan rekreasi di Jakarta seperti Disneyland di Los Angeles, Amerika, atau Copacabana Beach di Brasil.
Akhirnya impian itu datang. Terdapat proyek di belahan utara Jakarta, Ancol. Kawasan itu berada tepat di sepanjang pantai Jakarta.
Saat itu, kawasan Ancol masih belum tergarap. Banyak tumbuhan liar yang tumbuh, bahkan banyak hewan yang tinggal di situ, salah satunya monyet dan ular. Namun, di balik rawa itu terdapat pantai yang indah.
Tahun 1966, akhirnya Ciputra bisa merealisasikan impian untuk membangun kawasan rekreasi di Ancol. Meskipun muncul beberapa kendala, seperti kurangnya dana.
Namun, Ci tetap yakin bisa menyulap kawasan Ancol, karena menurutnya proyek itu sangat menarik dan akan menjadi destinasi wisata yang diminati banyak orang.
Kawasan Mengerikan
Seperti kutipan yang disampaikan dalam buku:
"Saya tak mau menyatakan tak bisa, karena saya yakin bisa! Ancol pasti bisa menjelma menjadi kawasan rekreasi pantai yang indah dan bisa menghibur warga Jakarta, serta masyarakat luar kota yang berlibur ke Jakarta. Jika saya mau dan bertekad, Ancol yang mengerikan ini bisa saya sulap menjadi kawasan yang indah."
Ternyata benar, apa yang disampaikan dalam kutipan di atas. Ancol berhasil dibangun sebagai Disneyland ala Ci, dengan nama Dufan yang kepanjangannya dunia fantasi.
Tahun 1984, pembangunan Dufan telah selesai.Tempat wisata ini memiliki banyak wahana seperti halilintar, Kora-kora, Balada Kera, Istana Boneka, Niagara, Untang-anting, Rumah kaca, Bianglala, dan banyak lagi.
Selanjutnya, tahun 1985 Dufan resmi dibuka untuk masyarakat umum. Banyak pengunjung yang datang berasal dari Jakarta maupun dari berbagai daerah, penasaran mendatangi lokasi wisata ini.
Ci bahagia, melihat impiannya bisa terwujud dan bisa dinikmati banyak orang. Dari pembangunan kawasan hiburan di Ancol, Ci bisa mengambil pembelajaran hidup bagaimana menjadi seorang pemimpin, dan belajar dari persoalan yang kerap muncul, untuk jadi ajang pendewasaan diri baginya.
Ci bersyukur hasil kerja kerasnya membuat Dufan kini masih menjadi destinasi wisata hiburan, yang banyak diminati orang.
Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol dan juga Dufan, kini dikenal sebagai salah satu karya Ciputra.
Â
Advertisement
Miliarder Ciputra Meninggal Dunia, Ini Jumlah Kekayaannya
Miliader Ciputra meninggal dunia pada Rabu dini hari. Pengusaha kawasan ini meninggal dunia di Gleneagles Hospital Singapore pada pukul 01.05 waktu Singapura.
"Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tgl 27 November 2019 pk 01.05 waktu Singapore," ujar Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol, Rika Lestari, di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Baca Juga
Ciputra merupakan pengusaha kawasan yang bisnisnya sudah sangat menggurita. Selain properti, bisnis pria kelahiran Sulawesi pada 24 Agustus 1931 ini merambah ke sektor kesehatan, media, telekomunikasi dan keuangan.
Mengutip Forbes, Ciputra dinobatkan sebagai orang terkaya dunia nomor 1.941. Sedangkan di Indonesia, ia menduduki peringkat ke-27 orang terkaya.
Saat ini, harta kekayaannya mencapai USD 1,3 miliar atau kurang lebih Rp 18,32 triliun dengan estimasi kurs 14.095 per dolar AS.
‬Pengembangan Ciputra merupakan salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia dengan proyek yang tersebar di 33 kota.