Anggota DPR Ragukan Target Lifting Migas 1 Juta Barel di 2025

Perusahaan yang melakukan lifting migas seperti Pertamina EP saja tidak capai target pendapatan dan laba tahun lalu.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Feb 2020, 20:44 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 20:44 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan produksi lifting migas mencapai 1 juta barel per hari pada 2025. Target tersebut maju dari rencana awal pada 2030.

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Kardaya Warnika mengaku ragu dengan target tersebut. Dengan alasan, perusahaan yang melakukan lifting migas seperti Pertamina EP saja tidak capai target pendapatan dan laba tahun lalu.

"Ini bukannya kami nggak percaya, cuma mengingatkan, realistis nggak? Mau 1 juta barel per hari, 2030 saja kami sudah pesimis, apalagi 2025. Ini harus disinkronkan," ujar dia saat rapat Komisi VII bersama petinggi Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi, Selasa (4/2/2020).

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf memaparkan kinerja perusahaan tahun 2019. Pendapatan dan laba yang diperoleh melesat dari prediksi, pun capaian lifting yang tidak menyentuh target APBN.

"Target kami 2019 bisa raup USD 3,8 miliar, realisasi kami sebesar USD 3,5 miliar. Kemudian target laba 2019 USD 639 juta, realisasinya USD 758 juta," ujar Nanang.

Sedangkan untuk Pertamina Hulu Energi justru kebalikannya. Perusahaan mencatatkan kinerja positif di mana selama operasional dari 2015 hingga 2019, pertumbuhan laba naik 27 persen.

"Pada 2019 kami mencatatkan laba USD 537 juta, naik 6 persen dari tahun sebelumnya sebesar USD 477 juta," ujar Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati.

Cadangan Minyak Pertamina EP Tinggal 9,7 Tahun Lagi

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menyatakan, cadangan minyak dan gas perusahaan yang dikelolanya saat ini tidak dapat mencukupi produksi di atas 10 tahun. Jika perusahaan tidak segera menemukan sumur baru untuk digali, maka produksi terancam tidak dapat dilakukan.

Hal tersebut disampaikan Nanang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (04/02/2020).

"Cadangan minyak tinggal 9,7 tahun lagi, sedangkan cadangan gas tinggal 7,8 tahun. Artinya betul, kita harus melakukan eksplorasi lagi," papar Nanang.

Oleh sebab itu, Nanang berharap adanya diskusi lebih lanjut dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam hal eksplorasi sumur galian agar produksi perusahaan dapat terus dilakukan. Tahun ini, Pertamina EP menargetkan akan menggali 12 sumur.

Tidak hanya itu, perusahaan juga harus menemukan cadangan minyak dan gas dengan melakukan survey seismik dan menggunakan teknologi yang ada di sekitar sumur saat ini.

Sementara, Pertamina EP hingga saat ini berhasil melakukan lifting 82 ribu barel per hari. Jumlah tersebut tidak mencapai target APBN 2019 yang mengharuskan perusahaan melakukan lifting 85 ribu barel per hari.

"Produksi lifting Pertamina EP capai 82 ribu per day," ujar Nanang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya