Virus Corona Tak Ganggu Kinerja Usaha GMF AeroAsia

GMF AeroAsia mengaku dampak mewabahnya Covid 19 atau virus corona tidak berpengaruh pada keadaan perusahaan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Mar 2020, 21:10 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 21:10 WIB
20151106-Hanggar 4 GMF Kurang Teknisi, Pembenahan Pesawat Terhambat
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - GMF AeroAsia mengaku dampak mewabahnya Covid 19 atau virus corona di berbagai dunia termasuk Indonesia untuk industri penerbangan, tidak berpengaruh pada keadaan perusahaan.

Bahkan, Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan mengklaim, secara tidak langsung, bila perusahaannya memperoleh peruntungan.

"Maksudnya, banyak costumer kita yang juga airframenya dimaintenance selain di GMF, juga dinegara lain, sebut saja Cina, Korea Selatan, berpeluang pindah ke negara terdekat," katanya, Jumat (6/3/2020).

Lalu, karena kedua negara tersebut secara operasional airframe maintenancenya ditutup sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan, maka berpeluang pindah ke GMF.

Sampai saat ini saja sudah ada 3 airframe yang tidak terjadwalkan masuk ke GMF, dijadwalkan akan melakukan paket perawatan pesawat ke GMF.

"Masih milik costumer tetap, tapi tadi, biasanya dia ke negara tetangga, karena ditutup, maka GMF jadi alternatif utama untuk melakukan maintenance," tutur Tazar.

Makanya, Tazar berani memprediksi, bahwa akan ada kenaikan jumlah customer maskapai asing atau diluar Garuda Indonesia Group yang akan memenuhi hangar GMF. Bila pada Desember 2019 itu dihitung komposisi perbandingannya 71 persen adalah costumer internasional, maka tahun ini dimungkinkan naik menjadi 85 persen.

"Kita harapkan porsinya lebih besar lagi. Bisa, 85 persen," katanya.

Bila porsi atau komposisi maskapai asing yang menjadi pelanggan GMF bertambah, lalu, cukupkah hangar yang dimilikinya?

Tazar mengklaim akan sangat cukup. Sebab, memanfaatkan line yang tidak dimanfaatkan oleh Garuda Indonesia dan Citilink, lantaran jadwal terbang keduanya yang pada tahun ini berkurang karena pembatasan sejumlah tujuan penerbangan, seperti ke Cina dan Arab Saudi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

GMF Resmi Lebarkan Sayap ke Melbourne Australia

20150928-Garuda Resmikan Hanggar Terbesar di Dunia-Tangerang
Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) resmi membuka cabang perawatan pesawat internasional perdana dengan melakukan penanganan teknis perdananya di Bandara Tullamarine, Melbourne.

Penerbangan Garuda Indonesia dari Melbourne menuju Jakarta via Denpasar menjadi penerbangan pertama yang dikerjakan oleh Line Maintenance GMF di kantor cabang internasional pertamanya.

Direktur Business and Base Operations GMF, I Wayan Susena mengatakan, pihaknya turut melepas pesawat GA-719 jenis Airbus A330.

Ia mengatakan dipilihnya Melbourne sebagai station Line Maintenance GMF di Australia merupakan upaya penguatan pangsa pasar Internasional mengingat Melbourne merupakan hub terpadat yang menghubungkan Indonesia dan Australia.

“Kami melihat Melbourne menjadi lokasi yang tepat bagi GMF memulai penetrasi pasar internasional. Banyak potensial pelanggan kami yang terbang dari dan ke Melbourne setiap harinya,” ungkap Wayan dikutip dari Antara, Minggu (2/2/2020).

Beberapa maskapai internasional yang menjadi target pasar GMF telah mengoperasikan sejumlah rute penerbangannya melalui Melbourne, sehingga hal ini menjadi peluang bisnis yang dapat dioptimalkan melalui layanan Line Maintenance yang telah GMF operasikan secara legal per 1 Februari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya