Morgan Stanley: Dampak Virus Corona Lebih Besar Dibanding Krisis Keuangan Global

Selama beberapa hari terakhir, situasi di Italia, beberapa area di Eropa yang meluas dan AS telah memburuk secara signifikan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Mar 2020, 12:50 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 12:50 WIB
Penampakan Rumah Sakit Lapangan Darurat COVID-19 di Italia
Petugas medis membersihkan rumah sakit lapangan darurat Samaritan's Purse di Cremona, Italia, Jumat, 20 Maret 2020. Rumah sakit lapangan ini dibangun untuk merawat pasien virus corona COVID-19 yang terus melonjak. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Riset Morgan Stanley (MS) menuliskan bahwa ekonomi dunia akan semakin terperosok akibat wabah virus Corona Covid-19. Lembaga keuangan internasional ini memperkirakan pertumbuhan global akan mendekati level terendah krisis keuangan global. bahkan khusus untuk Amerika Serikat (AS) pertumbuhan ekonominya akan berada di level terendah selama 74 tahun terakhir.

Mengasumsikan puncak kasus penyebaran virus Corona akan terjadi pada bulan April atau Mei, Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan akan mulai pulih dari mulai kuartal ketiga 2020 dengan respons kebijakan moneter dan fiskal yang secara agresif telah dijalankan.

Selama beberapa hari terakhir, situasi di Italia, beberapa area di Eropa yang meluas dan AS telah memburuk secara signifikan. Kerusakan ekonomi akan sangat parah dikarenakan sebagian besar pemerintah dan perusahaan sektor swasta di negara-negara ini memulai langkah-langkah social distancing yang lebih ketat untuk menahan penyebaran virus.

Kepala ekonom AS Morgan Stanley, Ellen Zentner kembali memotong estimasi pertumbuhan ekonomi AS di 2020 menjadi negatif 3 persen dari sebelumnya 0,6 persen. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan AS diperkirakan berkontraksi dan mencapai level terendah selama 74 tahun.

Pertumbuhan global diperkirakan turun menjadi 0,3 persen pada 2020, mendekati level terendah sejak krisis keuangan global, ketika pertumbuhan global berkontraksi sebesar  negatif 0,5 persen pada 2009.

Morgan Stanley melihat sebagian besar penurunan terjadi di paruh pertama 2020, dengan kontraksi pertumbuhan sebesar negatif 0,6 persen dan  negatif 2,1 persen pada masing-masing kuartal  I dan II.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemulihan

Kerabat Pasien Corona Depok Dibawa ke RSPI Sulianti Saroso
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan pakaian pelindung khusus saat menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona di Gedung Mawar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Estimasi kasus dasar Morgan Stanley mengasumsikan virus memuncak pada bulan April atau Mei 2020 dan pertumbuhan global mulai pulih di kuartal III 2020. Namun, apabila puncak dari virus terjadi lebih lama dan disrupsi ekonomi berlanjut hingga kuartal ketiga 2020, maka Morgan Stanley memprediksikan pertumbuhan global dan AS akan berkontraksi masing-masing sebesar  negatif 2,1 persen dan  negatif 8,8 persen di 2020.

Apabila skenario ini terjadi, maka pertumbuhan global akan lebih rendah daripada ketika krisis keuangan global dan pertumbuhan AS akan turun ke level saat depresi besar AS (great depression) pada tahun 1930.

Namun, tidak seperti pada 1929-1933, saat ini sudah terlihat respons kebijakan yang agresif.

Dengan pengalaman krisis 2008 yang masih segar dalam ingatan, para pembuat kebijakan selama beberapa hari terakhir telah gencar melakukan intervensi, terutama di G4 dan China.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya