Anjloknya Harga Minyak Bikin Rupiah Melemah

Rupiah dibuka di angka 15.530 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 15.467 per dolar AS.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Apr 2020, 11:13 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 11:09 WIB
Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu pekan ini. Jatuhnya harga minyak dunia turut berdampak pada pergerakan nilai tukar mata uang garuda ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/4/2020), rupiah dibuka di angka 15.530 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.467 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 15.585 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.530 per dolar AS hingga 15.585 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 12,40 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.567 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 15.643 per dolar AS.

"Harga minyak mentah kemarin kembali turun yang memberikan sentimen negatif ke pelaku pasar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Rabu (22/4/2020).

Menurut Ariston, industri minyak melibatkan banyak pemangku kepentingan termasuk perusahaan keuangan sehingga bila industri terpuruk, dampak negatif bisa terasa ke perekonomian.

Selain itu, lanjutnya, turunnya harga minyak memberi sinyal ekonomi global masih tertekan yang menurunkan permintaan minyak sebagai sumber energi.

"Bila sentimen negatif ini bertahan, rupiah bisa kembali tertekan ke kisaran 15.600 dengan potensi support di kisaran 15.400," ujar Ariston.

Harga Minyak Jatuh

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak berjangka Brent anjlok pada akhir perdagangan Selasa lalu (Rabu pagi WIB), memperpanjang kepanikan pasar menyusul meningkatnya banjir pasokan minyak mentah global karena pandemi COVID-19 telah melenyapkan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni ditutup anjlok 24 persen menjadi 19,33 dolar AS per barel, terendah sejak Februari 2002. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juni, terperosok 8,86 dolar AS atau 43 persen, menjadi menetap di 11,57 dolar AS per barel.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memperkirakan rupiah akan melemah namun masih berpeluang menguat.

"Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih akan bergolak. Walaupun dibuka melemah, tetapi kemungkinan ditutup menguat," ujar Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.320 per dolar AS hingga Rp15.570 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp15.567 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.643 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya