AS-Cina Memanas, Harga Emas Diprediksi Tembus USD 1.800 per Ounce

Ketegangan perdagangan AS-China memasuki babak baru.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali dalam mode reli pada Jumat pekan lalu, naik di atas USD 1.750 per ounce, dengan analis yang mencari keuntungan lebih banyak pada pekan ini karena meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China, serta data ekonomi memburuk

Melansir dari laman Kitco, Senin (18/5/2020), ketegangan perdagangan AS-China memasuki babak baru pada akhir pekan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis, bahwa ia tidak tertarik untuk berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping sambil menambahkan bahwa ia berpotensi dapat memutuskan hubungan sepenuhnya dengan China.

Ketegangan meningkat lebih lanjut pada hari Jumat pekan lalu, ketika pemerintahan Trump mengumumkan bahwa mereka akan memblokir pengiriman semi-konduktor ke Huawei Technologies dari pembuat chip global.

Sebagai tanggapan, China mengatakan siap untuk menempatkan perusahaan-perusahaan AS pada "daftar entitas yang tidak dapat diandalkan," yang dapat mencakup Apple, Cisco Systems, dan Qualcomm. China juga mengatakan bisa menangguhkan pembelian pesawat Boeing Co.

"Saya tidak melihat ketegangan itu membaik. Jika ada, semakin lama kita memiliki masalah dengan coronavirus, semakin akan meningkatkan retorika antara AS dan China," kata pakar logam mulia Gainesville Coins, Everett Millman.

Sementara itu, analis pasar FXTM Han Tan mengatakn, untuk harga emas, langkah selanjutnya adalah mencapai level USD 1.800 per ounce, yang sekarang hanya masalah waktu.

"Bulan-bulan mendatang tetap dengan risiko penurunan dan ancaman dinginnya hubungan AS-China di tengah pandemi global ini hanya akan semakin menghambat selera risiko global," kata Tan.

"Jalur resistensi emas yang paling rendah tetap ke sisi atas, jadi mencapai pegangan USD 1.800 hanya masalah waktu," imbuhnya.

Momentum Kenaikan Harga

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Lainnya, kepala strategi pasar Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan bahwa target USD 1.800 mungkin bisa terjadi pekan ini, jika kita melihat arus keluar lebih lanjut dari dana ekuitas AS.

"Emas sepertinya mulai mendapatkan momentum. Kita harus terus melihat investor menumpuk," kata Streible.

Saat ini, Comex emas berjangka Juni diperdagangkan pada USD 1,756.90, naik 2,5 persen pada minggu ini.

Kemudian, terkait dengan data ekonomi yang memburuk, ditandai dengan klaim pengangguran terbaru AS menunjukkan 2,98 juta aplikasi lain untuk asuransi pengangguran, yang membawa jumlah total sejak penutupan terkait virus covid-19 dimulai pada pertengahan Maret menjadi 36,5 juta.

Penjualan ritel AS pada juga datang di bawah ekspektasi, yakni jatuh 16,4 persen pada April, menandai penurunan paling signifikan dalam catatan.

"Kami terus memantau data ekonomi yang memburuk. Itu harus terus menggiling suku bunga mendekati nol, menyebabkan ekuitas AS melihat kelemahan lebih lanjut dan kami harus terus melihat arus keluar dari dana ekuitas AS dan ke aset safe haven, khususnya emas," Streible menjelaskan .

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya