Liputan6.com, Jakarta - Harga emas stabil di atas USD 1.700 per ounce pada hari Selasa. Hal ini karena langkah-langkah stimulus global besar-besaran untuk meredakan pukulan ekonomi dari pandemi corona virus mengimbangi peningkatan sentimen risiko di balik pelonggaran lockdown di beberapa negara.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (6/5/2020), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen pada USD 1,705.57 per ounce. Emas berjangka AS ditutup turun 0,2 persen pada USD 1,710.60.
"Ada banyak stimulus yang melambat di sekitar sistem, bank sentral akan menjadi sangat mudah untuk menurunkan suku bunga menjadi nol untuk mungkin di akhir tahun dan pasar saham sangat fluktuatif," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.
Advertisement
Namun, optimisme dengan beberapa ekonomi global dibuka, bisa berarti suku bunga akan bergerak sedikit lebih tinggi. Hal ini nsntinya akan memperkuat dolar dan menekan emas.
Pandemi, yang telah menghancurkan pertumbuhan di seluruh dunia dan mendorong pemerintah untuk melepaskan langkah-langkah fiskal dan moneter untuk membatasi kerusakan ekonomi, telah menginfeksi sekitar 3,6 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 250.000 jiwa.
Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas dari bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
"Harga emas terus mempermainkan level $ 1.700 / ons. Pelonggaran kuantitatif dan stimulus fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memberikan latar belakang positif untuk emas, tetapi pasar fisik sangat lemah," kata analis Standard Chartered mengatakan dalam sebuah catatan.
Â
Ketegangan AS-China
Seentara itu, pasar saham, menghentikan penurunan beruntun selama tiga hari dan harga minyak berada dalam kenaikan terpanjang dalam sembilan bulan.
Italia dan Amerika Serikat adalah di antara beberapa negara untuk sementara meredakan lockdown pada hari Senin.
Juga membatasi daya tarik emas adalah dolar yang kuat.
Pelaku pasar juga mengawasi kenaikan tensi China-AS. Ketegangan, dengan Presiden Donald Trump mendesak Cina untuk transparan tentang asal-usul wabah virus corona baru.
Advertisement