Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penurunan harga emas ini terjadi karena aksi jual yang dilakukan investor sehingga harga emas terkapar hingga di bawah USD 1.500 per ounce.
Mengutip CNBC, Selasa (17/3/2020), harga emas mencapai level USD 1.456,8 per ounce yang merupakan titik terendah sejak 27 November 2019.
Baca Juga
Harga emas juga diperdagangkan di bawah rata-rata harga harian dalam 200 hari yang ada di angka USD 1.497,4 per ounce. Ini terjadi untuk pertamakalinya sejak 20 Desember 2018.
Advertisement
Untuk harga emas di pasar spot diperdagangkan di USD 1.472,3 per ounce, sementara pasar saham di seluruh dunia terus jatuh dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Harga emas biasanya berkinerja baik selama aksi jual di pasar saham karena emas berperan sebagai apa yang disebut dengan "safe haven,". Namun sejak minggu lalu istilah tersebut tidak berlaku karena di saat pasar saham global terjatuh harga emas juga melorot.
Hal tersebut terjadi sejak WHO menyebur Virus Corona sebagai sebuah pandemi. Hal itu artinya virus tersebut sudah menghantui seluruh dunia.
Analis memperkirakan kejatuhan bersejarah emas selama sepekan terakhir dengan sebutan pelarian untuk menuju uang tunai karena investor meninggalkan semua kelas aset demi memarkir uang mereka di uang tunai untuk mengurangi kerugian.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Uang Tunai
Kepala analis BMO Capital Markets Stephen Gallo mengatakan, pekan lalu dirinya melihat perubahan permintaan terhadap uang tunai, yang telah menguntungkan dolar AS dan menekan harga logam mulia seperti emas.
"Dinamika itu tampaknya bertahan pada awal minggu ini, dan ada beberapa tanda aliran semacam ini," tambahnya.
Kepala penelitian di platform perdagangan online BullionVault, Adrian Ash, mengatakan bahwa pelarian menuju uang tunai ini akan terus berjalan dan memproyeksikan momentum penurunan harga emas akan terjadilebih lanjut dalam jangka pendek.
Dia mengatakan permintaan konsumen untuk perhiasan tetap tidak ada, dan banyak dana dan investor menutup posisi dan mengambil keuntungan dari lonjakan logam dalam beberapa bulan terakhir.
Advertisement