Jaga Rupiah, BUMN Bisa Terbitkan Global Bond

BUMN menjadi kunci menarik lebih banyak dana karena BUMN memiliki tata kelola atau Coorporate Governance yang baik dibanding swasta.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 17:00 WIB
Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng
Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng memberikan keterangan pers terkait perombakan jajaran direksi Pertamina di Jakarta, Jumat (3/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng mengatakan saat ini merupakan kondisi yang tepat bagi BUMN untuk meliris global bond untuk menyerap lebih banyak aliran dana masuk ke Indonesia. Selain itu, global bond juga menjadi salah satu upaya memperkuat nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).

"BUMN kita harus kembali dikelola secara profesional sehingga probabilitas meningkat. Kemudian hal-hal yang dilakukan seperti mengeluarkan global bond, itu juga akan membantu ketahanan rupiah kita karena dengan dolar AS masuk maka rupiah kita akan kuat," ujar Tanri Abeng melalui Video Conference, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Tanri Abeng mengatakan, BUMN menjadi kunci menarik lebih banyak dana karena BUMN memiliki tata kelola atau Coorporate Governance yang baik dibandingkan dengan perusahaan swasta. Langkah menarik dana atau investasi lebih besar juga akan membantu ketahanan ekonomi.

"Ada satu hal yang harus BUMN berperan aktif menarik modal dari luar masuk ke Indonesia karena BUMN sangat menarik untuk dijadikan mitra. Coorporate Governance BUMN ini jauh lebih baik dari swasta jadi saya melihat apa yang kita inginkan dari BUMN kita adaah bagaimana dia berperan untuk memberi dukungan pada ketahanan ekonomi," paparnya.

Dia menambahkan, BUMN secara keseluruhan pasti mampu membantu negara di tengah pandemi Virus Corona. Kekhawatiran yang perlu diperhatikan ke depan adalah menanti penyebaran virus berhenti sehingga sektor produksi bisa bergairah kembali.

"BUMN saya kira bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan ekonomi kita. Saya justru khawatir dampak dari Covid ini kepada ekonomi karena kita tidak tahu persisnya kapan Covid ini akan berakhir dan kapan sektor produksi akan kembali aktif dan memberi kontrbusi kepada ekonomi kita," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Di Tengah Pandemi, Global Bond Tambah Cadangan Devisa RI Jadi USD 127,9 Miliar

Nilai Tukar Rupiah
Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia di akhir bulan April 2020 sebesar USD 127,9 miliar. Jumlah ini meningkat dari bulan Maret 2020 sebesar USD 121 miliar.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2020 sebesar 127,9 miliar dolar AS," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran persnya, Jakarta, Jumat (8/5/2020).

 

Dia mengungkapkan peningkatan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerbitan utang luar negeri (global bond) pemerintah.

Sehingga total cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu jumlah cadangan devisa saat ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya