Liputan6.com, Jakarta - Ketidakpastian dari pandemi covid-19 terhadap ekonomi semakin menjadi, bahkan perekonomian Indonesia pada kuartal I saja hanya mampu tumbuh 2,97 persen jauh dari perkiraan awal. Bahkan berbagai pihak memprediksikan kuartal II akan tumbuh negatif, juga Kadin menyebut -6.
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, mengatakan prediksi pertumbuhan negatif itu dikarenakan, hanya ada tiga sektor yang bisa dikatakan masih positif pertumbuhannya selama pandemi ini, yakni sektor jasa telekomunikasi, kesehatan dan pangan.
“Kalau yang positif tentu banyak kalau yang paling tinggi yang berkaitan dengan jasa telekomunikasi kemudian sektor kesehatan itu juga agak positif, menurut saya masih relevan untuk positif,” kata Tauhid kepada Liputan6.com, Senin (6/7/2020).
Advertisement
Namun, ia juga menyebut ada kemungkinan beberapa sektor akan negatif dan turun drastis pertumbuhannya, misalnya terkait dengan sektor industri akan turun negatif, menurut hipotesanya sektor pertanian juga akan negatif di triwulan II.
Kemudian sektor pertambangan juga akan negatif, lalu sektor perdagangan demikian akan turun drastis. Sehingga akan ada banyak sektor yang kemungkinan akan drop di bawah 0 persen pada triwulan II.
“Itu pada level out-nya bisa berapa jauh bisa dipertahankan, yang mereka (Kementerian-kementerian) lakukan dengan anggaran mereka efektif atau tidak menahan penurunan dari dampak ekonomi tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Tauhid untuk mendorong dan mengupayakan pertumbuhan ekonomi itu juga harus dilihat dari kinerja kementerian-Kementerian yang saling terhubung, dengan melihat seberapa signifikan penyerapan pencapaian anggarannya hingga akhir kuartal II.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merugi Akibat Corona, Industri Penyiaran Minta Tambahan Iklan dari Pemerintah
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pelaku bisnis terkait industri olahraga nasional telah terdampak parah akibat pandemi Covid-19. Diantaranya sektor broadcasting yang tengah merugi akibat penundaan sejumlah pertandingan berbagai cabang olahraga.
"Sektor ini (broadcasting) juga telah meminta bantuan pemerintah. Akibat penundaan olahraga," ujar dia dalam webinar via YouTube, Selasa (30/6).
Menurutnya bantuan yang diusulkan oleh pelaku industri broadcasting dalam negeri, ialah masuknya tambahan iklan oleh pemerintah. Sebab iklan dari swasta telah mengalami penurunan jumlah akibat penundaan siaran pertandingan sejumlah cabang olahraga di saat pandemi ini.
Tak hanya broadcasting, kerugian juga dialami oleh pelaku usaha pembuatan jersey dan sepatu olahraga lokal. Hal ini dikarenakan adanya pembatalan pesanan dari sejumlah negara akibat penundaan pertandingan olahraga di tahun ini.
"Jadi industri terkait olahraga kita. Seperti garmen untuk pembuatan jersey maupun sepatu olahraga ini telah terpukul," ujarnya.
Advertisement
Hak Siar
Oleh karenanya, ia mendorong industri broadcasting harus mengeksplorasi aliran pendapatan selain hak siar dan aliran iklan. Antara lain melalui fitur kepemirsaan premium.
Pun pelaku industri garmen domestik juga diharapkan dapat memanfaatkan layanan penjualan secara daring. Mengingat di masa pandemi ini mayoritas orang akan lebih sering menggunakan internet untuk menunjang pekerjaan atau aktivitas lainnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com