Survei: Tingkat Kepuasan Pengusaha Atas Kinerja Jokowi Lebih Tinggi Dibandingkan Publik

80 persen pengusaha menyatakan puas dengan kinerja Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2020, 17:58 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 17:34 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indikator Politik menemukan jika tingkat kepuasan pengusaha lebih tinggi atas kinerja presiden Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan masyarakat umum atau publik, pada Juli.

Direktur Eksekutif Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan 80 persen pengusaha menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. Kemudian, 56,8 persen pengusaha merasa cukup puas atas kinerja mantan walikota solo tersebut.

"Namun, 28,2 persen pelaku usaha merasa kurang puas atas kinerja di bulan ini. Juga 1,9 persen yang mengaku tidak puas sama sekali. Kami juga mencatat ada 5,1 pengusaha yang tidak menjawab," tegas dia dalam dalam rilis survei nasional via daring, Kamis (23/7/2020).

Sementara itu, 5,1 persen publik yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi atau lebih rendah dari penilaian pengusaha. Kemudian, 60,6 persen publik mengaku cukup puas dengan kinerja pada Juli ini.

Lalu, 29,0 persen publik merasa kurang puas dengan kinerja presiden. Bahkan, 2,1 persen masyarakat menilai tidak puas dengan kinerja Jokowi. Sedangkan ada 3,7 persen masyarakat yang tidak menjawab.

"Secara umum, mayoritas responden (64,8 persen) merasa sangat atau cukup puas dengan kinerja Joko Widodo sebagai presiden. Namun untuk tingkat sangat puas, justru lebih tinggi oleh pengusaha dengan 8,0 persen berbanding 5.1 persen. Apa penyebabnya, Wallahualam," ujarnya.

Adapun Survei dilaksanakan pada 29 Juni sampai 11 Juli dengan 1.200 responden, wawancara dilakukan melalui telepon. Margin of error 2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Saksikan video di bawah ini:


Survei Indikator Politik: Pengusaha dan Masyarakat Kompak Minta PSBB Dihentikan

Tren Bersepeda Ramaikan CFD
Warga berolahraga saat kegiatan Car Free Day (CFD) di Kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Pada CFD pertama di masa PSBB Transisi, warga Ibu Kota terlihat lebih memilih bersepeda sebagai sarana olahraga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Hasil survei oleh Indikator Politik Indonesia mencatatkan temuan mengejutkan atas keinginan pelaku bisnis yang meminta dihentikannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah lonjakan penularan Covid-19.

Survei mencatat 65,1 persen pengusaha merasa PSBB bisa segera dihentikan dengan alasan kegiatan ekonomi dapat kembali pulih.

"Ini menandakan survive terkait ekonomi mulai melemah. Karena usulan penghentian PSBB tergolong tinggi di tengah pandemi (Covid-19) Ini," kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis survei nasional via daring, Kamis (23/7).

Sementara itu, 28,8 persen pelaku usaha lainnya meminta PSBB tetap dilanjutkan. Sebab peraturan ini dinilai dapat menekan penularan virus mematikan asal China di Tanah Air.

"Lalu sisanya, yang berjumlah 6,1 persen tidak menjawab. Dan tidak memberi keterangan," imbuh dia.

Disisi lain, survei juga mencatat permintaan serupa dari kalangan masyarakat umum. Dimana 60,6 persen mereka menginginkan PSBB bisa segera diakhiri kendati pandemi masih berlangsung.

Alasannya, sambung Burhanuddin, publik menilai pelaksanaan PSBB sudah cukup. Mengingat dengan adanya pembatasan aturan ini dianggap menggangu roda perekonomian hingga tataran masyarakat.

"Sebaliknya ada 34,7 persen yang minta PSBB dilanjutkan, mengingat terus meningkatnya pasien positif Covid-29. Dan 4,7 persen yang tak menjawab," ujarnya.

Survei sendiri dilaksanakan pada 29 Juni -11Juli dengan 1.200 responden, wawancara dilakukan melalui telepon. Margin of error 2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya