Cita-Cita Zulkifli Zaini, Bawa PLN Jadi Perusahaan Listrik Terbaik di ASEAN

PLN tengah bertransformasi untuk memantaskan diri menjadi perusahaan penyedia solusi energi terbaik di Asia Tenggara (ASEAN).

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2020, 21:35 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 21:30 WIB
PLN Tunda Proyek Listrik Demi Penyelamatan Operasional
Pekerja memperbaiki kabel listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, di Kabupaten Tangerang, Rabu (29/4/2020). PLN (Persero) memutuskan untuk menunda sejumlah proyek listrik meski berpotensi mengganggu jalannya program 35.000 MW. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berambisi untuk menjadi perusahaan listrik nomor satu di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Selain itu, PLN juga ingin menjadi perusahaan dengan layanan terbaik.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, saat ini perusahaan tengah bertransformasi untuk memantaskan diri menjadi perusahaan penyedia solusi energi terbaik di Asia Tenggara (ASEAN).

"Kita ingin menjadi perusahaan listrik nomor 1 terbaik di Asia Tenggara dan menjadi pilihan utama customer untuk solusi energi. Sehingga kita terus bertransformasi, kalau kita tidak berubah, maka perusahaan tidak akan tumbuh dan survive seperti kata Darwin," jelasnya di Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Untuk mencapai dua ambisi besar tersebut, perseroan melahirkan dua visi yang harus dicapai. Pertama, gesit dalam melakukan transisi energi. Untuk mencapainya PLN akan terus berinovasi, khususnya dalam pengembangan produk baru dan proses kerja.

Diantaranya melalui perluasan implementasi co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui proses Co-firing yang dilakukan dengan mencampurkan olahan sebesar 5 persen dari total kebutuhan bahan bakar. Peningkatan program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biomassa. Juga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dengan memanfaatkan bendungan yang sudah ada untuk membangkitkan listrik.

Kedua, dapat diandalkan mengingat PLN sebagai perusahaan penyedia solusi energi dengan konsumen besar. Tentunya harus ada peningkatan kualitas layanan yang diberikan terhadap konsumen.

"PLN tidak mungkin jualan, tetapi servis buruk. Jadi, yang kita perbaiki nomor 1 adalah bagaimana kita memastikan customer experience akan meningkat dari waktu ke waktu," jelasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

Transformasi Bisnis, PLN Genjot Sumber Energi Listrik dari Pembangkit EBT

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kupang Peaker berkapasitas 40 Megawatt (MW). (Dok PLN)
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kupang Peaker berkapasitas 40 Megawatt (MW). (Dok PLN)

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN terus melakukan transformasi bisnis dengan meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan.

Salah satu bagian dalam transformasi PLN, yaitu Green, dengan menyiapkan sumber energi listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) untuk industri dengan skema Renewable Energy Based Industry Development (REBID).

 

Diantaranya adalah perluasan implementasi co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), peningkatan program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biomassa, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dengan memanfaatkan bendungan yang sudah ada untuk membangkitkan listrik.

"Untuk tumbuh kita harus inovatif dengan proses dan cara produksi yang baru. Dimana perusahaan yang survive adalah yang harus tumbuh mengikuti perkembangan zaman seperti beralih dari sumber berbasis fosil menuju yang terbarukan," ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam Webinar, Rabu (12/8).

Zulfaini menjelaskan untuk implementasi EBT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah dikerjakan, ialah proses Co-firing dilakukan dengan mencampurkan olahan sebesar 5 persen dari total kebutuhan bahan bakar.

Seperti PLTU Paiton berkapasitas 2 kali 400 MW menggunakan olahan serbuk kayu. Sementara PLTU Ketapang berkapasitas 2 kali 10 MW dan PLTU Tembilahan berkapasitas 2 kali 7 MW menggunakan olahan cangkang sawit.

Sedangkan, untuk konversi dari PLTD ke PLT Biomassa. PLN telah menghitung total ada 1,3 Gigawatt PLTD yang dapat dikonversi menjadi PLT Biomassa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya