Teten Masduki Puji Kehebatan UMKM yang Bertransformasi di Masa Pandemi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memuji kehebatan pelaku UMKM yang mampu berinovasi dan beradaptasi di masa pandemi covid-19.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Sep 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 18:10 WIB
Dukung Usaha Kecil Naik Kelas, Menteri Teten Sebut Perlu Alternatif Pembiayaan UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memuji kehebatan pelaku UMKM yang mampu berinovasi dan beradaptasi di masa pandemi covid-19.

Growing luar biasa. Inilah kehebatan UMKM bagaimana mereka melakukan adaptasi inovasi produk disesuaikan dengan market yang baru. Ini tidak bisa dilakukan oleh usaha besar, disinilah UMKM betul-betul perannya ketika ekonomi sedang lesu seperti sekarang,” kata Teten dalam acara Inspirato Sharing Session ‘Memulai Usaha di Era Krisis’, Rabu (2/9/2020).

Ia menyebut kegiatan jual beli platform digital di kuartal II tahun ini meningkat 26 persen dengan jumlah 3,1 juta transaksi. Berbeda dengan kuartal yang sama di tahun 2019.

Menurutnya, di masa saat ini berjualan secara online merupakan langkah yang tepat. Data UMKM yang sudah masuk ke marketplace baru 13 persen atau 8 juta UMKM. Maka dari itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong agar UMKM yang lain bisa go digital.

“Kami juga mengembangkan e-brochure, yang mana aksesnya lewat whatsapp bagi UMKM yang produksinya tidak banyak dan sedang belajar masuk ke platform digital yang lebih gede,” ujarnya.

Lanjutnya, tidak hanya sektor makanan saja, sektor usaha hobi juga berpeluang besar. Misalnya berjualan tanaman, ikan hias, dan lainnya, lantaran banyak masyarakat yang dirumah saja, otomatis mereka banyak melakukan aktivitas hobinya.

“Saya kira dari teman-teman (UMKM) yang beralih profesi menjadi jualan itu bagus. Saya punya teman dokter gigi, karena di masa pandemi banyak yang takut kena corona jadi sepi. Ternyata istrinya jualan donat dan laku. Saya kira tepat berjualan di sektor makanan dan lewat online,” ujarnya.

Teten memuji kembali UMKM yang berani untuk banting setir beralih berjualan, contohnya penjual kain batik di Yogyakarta yang pendapatannya menurun sebab sepi pembeli, namun mereka berani memproduksi baju daster dan celana pendek, sebab baju rumahan saat ini banyak diminati.

“Ini yang saya yakinkan di rapat kabinet kalau ingin menyelamatkan ekonomi Ketika keadaan global susah, sekarang banyak usaha besar banyak yang mem PHK, sementara UMKM yang bisa membackup,” pungkasnya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Menteri Teten: UMKM Harus Siap Hadapi Resesi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan E-Brochure Produk Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Program ini membantu UMKM memasarkan produk secara digital dengan mudah.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan E-Brochure Produk Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Program ini membantu UMKM memasarkan produk secara digital dengan mudah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dalam 1-2 tahun ke depan kekuatan ekonomi Indonesia akan bertumpu pada ekonomi domestik.

“Dalam kondisi resesi dunia harus kita hadapi. Karena ini bukan hanya Indonesia saja tapi dunia. Saya kira dalam 1-2 tahun ke depan kekuatan ekonomi akan bertumpu pada ekonomi domestik, saya kira ini menguntungkan UMKM,” kata Teten dalam acara Inspirato Sharing Session ‘Memulai Usaha di Era Krisis’, Rabu (2/9/2020).

Sehingga, sisi pembiayaan dan supply chain-nya harus dibentuk agar UMKM di Indonesia lebih siap dalam menghadapi resesi global.

Oleh karena itu, kata Teten, Pemerintah berkomitmen untuk terus mengevaluasi program PEN agar bisa menggerakkan ekonomi domestik. Dimana ekonomi domestik didominasi oleh UMKM.

Menurutnya, di tengah krisis seperti ini berbeda dengan krisis tahun 1998, dimana UMKM tampil menjadi pahlawan ekonomi. Karena saat itu banyak usaha besar di sektor keuangan yang tumbang justru penyelamatnya UMKM.

“Saat ini justru yang terdampak UMKM, meski begitu Pemerintah tetap UMKM sebagai penyangga, paling tidak angka kemiskinan dan pengangguran tidak terlalu dalam,” katanya.

Lantaran pelaku UMKM terganggu dari sisi supply dan demand, mereka tak sanggup bayar cicilan ke bank, produksi terganggu, distribusi juga. Maka dari itu Pemerintah mencari solusi untuk UMKM salah satunya dari sisi pembiayaan untuk UMKM yang Bankable dan Unbankable.

“Yang sudah bankable sudah memberikan restrukturisasi pinjaman selama 6 bulan dan subsidi bunga untuk 6 bulan dan kita evaluasi lagi kalau memang keadaan ekonomi masih terpuruk akan kita perpanjang,” jelasnya.

Sementara untuk yang unbankable kita baru saja menyalurkan untuk 12 juta usaha mikro yang unbankable masing-masing Rp 2,4 juta, dari total Rp 22 triliun, baru tercapai 40 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya