Permintaan Sukuk Ritel SR013 di Bank Mandiri Sentuh Rp 1,35 Triliun

Dalam penjualan SR013 ini, Bank Mandiri menerapkan strategi pemasaran melalui media komunikasi online seperti penyediaan influencer hingga digital marketing.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Sep 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 18:00 WIB
Kuartal I 2019, Bank Mandiri Cetak Laba Rp 7,2 Triliun
Nasabah melakukan transaksi di ATM Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019). Aset Bank Mandiri pada Kuartal I 2019 tercatat sebesar Rp 1.206,0 triliun, naik 9,8 persen dari akhir Maret 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk berharap dapat memenuhi target penjualan surat berharga negara (SBN) yaitu sukuk ritel seri SR013 sebelum batas waktu masa penawaran 23 September 2020. Target itu dipatok mengingat respons nasabah yang positif atas obligasi negara tersebut.

Hingga 18 September 2020, permintaan SR013 yang telah diterima Bank Mandiri sebagai salah satu agen penjual telah mencapai Rp 1,35 triliun.

"Dengan masa penawaran yang masih sekitar satu pekan lagi, kami cukup optimistis akan dapat memenuhi target kami sebesar Rp 1,52 triliun," kata Senior Vice President Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma, Senin (21/9/2020).

Elina memperkirakan, tingginya antusiasme nasabah pada produk ini memang didorong oleh tingkat kupon yang ditawarkan masih relatif menguntungkan, yakni setara dengan seri Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 6 tahun yaitu FR-56.

Sebagai catatan, tingkat suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate saat ini berada di tingkat 4 persen, sementara tingkat bunga penjaminan LPS sebesar 5,25 persen.

Dijelaskan Elina, dalam penjualan SR013 ini, Bank Mandiri menerapkan strategi pemasaran melalui media komunikasi online seperti penyediaan influencer, digital marketing, digital flyer/poster, video edukasi dan media komunikasi lainnya seperti website maupun billboard.

"Kami juga menyediakan benefit lain berupa cash back bagi nasabah baru atau new to investment," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kemenkeu Targetkan Penjualan Sukuk Ritel SR013 Capai Rp 5 Triliun

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan penjualan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel yakni Sukuk Ritel seri SR013 mencapai Rp 5 triliun. Angka tersebut dipatok berdasarkan pertimbangan dari 31 Mitra distribusi.

"Untuk target awalnya kita tetapkan di Rp5 triliun," kata Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR), Dwi Irianti Hadiningdyah, di Jakarta, Jumat (28/8/2020).

 

Dia menyampaikan, penyesuaian target penjualan SBN ritel ini pihaknya selalu berkomunikasi dan berdiskusi kepada para mitra distribusi. Dia pun mengharapkan pembelian instrumen Sukuk Ritel SR013 ini mampu tembus dari target ditetapkan.

"Mudah-mudahan ini menjadi lebih besar untuk target awal kita menetapkan Rp 5 triliun. Mamun demikian sebagaimana kita ingin mengembangkan memperdalam pasar keuangan domestik berapa pun yang masuk kita akan serap. Tapi kalau melihat animonya kelihatannya sih jauh lebih besar dari itu," jelas dia.

Sasar Milenial

Dia menambahkan, untuk sasaran Sukuk Ritel SR013 ini pemerintah masih menargetkan calon investor milenial. Mengingat, pembelian sukuk ritel ini sangat mudah hanya dengan menggunakan platform online para investor bisa melakukan transaksi langsung.

"Sekarang milenial semuanya serba mudah dan ini sangat terjangkau selama kita menggunakan platform online itu partisipasi milenial itu di atas 50 persen," kata dia.

"Jadi kami masih sangat optimis bahwa milenial terutama tadi dari kelompok kemenkeu muda harusnya semuanya berinvestasi di Sukuk Ritel ini karena tidak ada larangan kecuali pegawai dari DJPPR," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya