Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini, ditutup sama seperti penutupan kemarin. Dikutip dari Bloomberg, Senin (12/10/2020), rupiah ditutup berada di 14.700 per dolar AS.
Dalam perdagangan besok pagi mata uang rupiah kemungkinan akan terjadi fluktuatif, tapi kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 5-30 point di level 14.660-14.710.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan ini terjadi setelah melihat kondisi pandemi terus melandai di DKI Jakarta dan adanya kritikan dari Pemerintah Pusat. Sehingga Pemprov DKI Jakarta telah memutuskan mengurangi kebijakan rem darurat secara bertahap dan memasuki Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi dengan ketentuan baru selama dua pekan ke depan, mulai tanggal 12 - 25 Oktober 2020.
Advertisement
"Dalam PSBB Transisi kali ini, mal diizinkan buka hingga pukul 21.00 WIB, dengan kapasitas pengunjung maksimal 50 persen dari hari normal sebelum PSBB atau sebelum pandemi penyakit virus Corona menyerang. Restoran juga kembali diizinkan melayani makan di tempat atau dine in," tutur Ibrahim.
Selain itu, Kementerian Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan program vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada awal November 2020. Indonesia akan mengandalkan vaksin buatan China untuk mengusir corona dari Bumi Indonesia.
Kepastian pelaksanaan program vaksinasi ini karena tiga produsen vaksin Covid-19 China sudah menyanggupi penyediaan jutaan dosis untuk Indonesia. Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021. G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentimen Eksternal
Sementara itu, dari sisi eksternal Pasar merespons negatif atas negosiasi langkah-langkah stimulus terbaru di AS yang gagal. Padahal sebelumnya, diharapkan investor meningkat setelah Presiden Donald Trump mengusulkan paket USE 1,8 triliun pada Jumat selama pembicaraan dengan Ketua DPR Nancy Pelosi, mendekati USD 2,2 triliun dari proposal partai Demokrat.
Namun, tawaran Trump membuat kesal sesama Republik. Banyak di antaranya enggan menambah tumpukan utang, dan berpotensi merugikan partainya untuk mendapatkan dukungan kritis dalam pemilihan presiden 3 November.
Apalagi saat pemilu semakin dekat. Investor semakin bertaruh pada kemungkinan Trump kalah dari saingan Demokrat Joe Biden dalam pemilu, dan Biden menawarkan paket dengan label harga yang lebih besar sebagai presiden.
Selain itu, Pertemuan Dewan Eropa mendatang pada 15-16 Oktober, terkait kesepakatan Brexit dengan Inggris ada dalam agenda dan investor sangat optimis tentang Inggris dan Uni Eropa yang mencapai kesepakatan dengan tenggat waktu yang diberlakukan sendiri oleh Perdana Menteri Bori Johnson pada 15 Oktober.
Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin Uni Eropa lainnya minggu ini akan menuntut aturan penegakan yang tegas untuk setiap kesepakatan perdagangan dengan Inggris. Hal ini dilakukan dalam rangka memperingatkan langkah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mengesampingkan perjanjian Brexit telah menunjukkan perkataan Inggris tidak dapat dipercaya.
Advertisement