Pemerintah Kampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun di Seluruh Destinasi Wisata

Pemerintah melalui Kemenparekraf terus mendorong program Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE) di seluruh destinasi wisata di Indonesia.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2020, 12:10 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2020, 12:10 WIB
[Fimela] Danau Toba
Danau Toba, Sumatera Utara | unsplash.com/@marcst84

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong program Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE) di seluruh destinasi wisata di Indonesia. Kampanye ini digaungkan agar kegiatan pariwisata dapat segera bangkit di tengah pandemi Covid-19.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari, menyatakan program CHSE terus dilakukan di berbagai lokasi wisata, khususnya destinasi yang dikelola oleh publik.

"Yang kita sampaikan ke sana tidak sekedar memberikan sabun, kita memberikan wastafel berikut instalasi air bersihnya dan air pembuangannya di beberapa tempat," ujar dia dalam pelaksanaan kampanye virtual Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Kamis (15/10/2020).

"Di situ kita kasih juga sosialisasi mengenai CHSE. Jadi kita katakan bagaimana pentingnya dan bagaimana urgensinya mencuci tangan dengan adanya Covid-19," dia menambahkan.

Hari menyampaikan, program CHSE dan ajakan cuci tangan memakai sabun ini terus digalakkan di seluruh tempat wisata. Meskipun destinasi bersangkutan berada di zona hijau aman Covid-19.

"Karena satu-satunya yang bisa menghindari kita dari virus adalah kita menjaga kebersihan. Mulai dari cuci tangan pakai sabun, itu salah satu yang menghindari virus masuk ke badan kita," imbuh dia.

Selain itu, ia mengatakan, Kemenparekraf juga turut mengikutsertakan Dinas Kesehatan di kota/kabupaten setempat untuk mengajak pelaku usaha pariwisata taat pada protokol kesehatan tersebut.

"Dengan demikian kita berharap destinasi (wisata) bisa tersosialisasi, dan kita memberikan sarana dan prasarana. Jadi di 5 destinasi prioritas dan 10 destinasi super prioritas di seluruh Indonesia, kita sedang laksanakan itu," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengelola Wisata Minta Pemerintah Swab Test Semua Turis ke Bali

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Turis berjalan di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai ini dilengkapi lahan parkir di sepanjang pantai, kamar mandi umum, payung pantai, kios makanan dan minuman, serta tempat penyewaan papan selancar. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, hendak membangun kepercayaan dari wisatawan luar Bali bahwa Pulau Dewata tetap aman dikunjungi saat pandemi Covid-19.

Menurut dia, wisatawan dapat percaya diri untuk berlibur ke Bali jika tempat tersebut taat pada protokol kesehatan. Bukan malah mengabaikannya seperti meniadakan rapid test sebagai syarat untuk masuk ke Pulau 1.000 Dewa ini.

"Nah sekarang ini kan tentang trust, kepercayaan teman-teman dari luar yang mau ke Bali. Saran saya sekalian saja kita putuskan, ini penting untuk trust, begitu Bali dibilang enggak perlu rapid lagi, orang yang dateng bukannya naik malah market justru turun," ujar dia dalam sesi webinar, seperti dikutip Jumat (2/10/2020).

Pria yang kerap disapa Gus Agung ini mengatakan, wisatawan butuh sentimen positif bahwa Bali aman dari pandemi. Oleh karenanya, ia menganjurkan agar pemerintah menyiapkan swab test atau tes PCR bagi turis yang ingin berkunjung ke Bali, baik menggunakan transportasi penerbangan maupun laut.

"Sekalian aja kita memang kalau harus swab, jadi lakukan swab. Memang rapid sih enggak efektif. Kebetulan di Bali swab enggak mahal. PCR juga murah banget. Dan saya kalau mandiri cuman bayar Rp 600 ribu. Jadi seminggu kita bisa safe segitu, kita yakin," ujarnya.

Gus Agung menilai, pemerintah dan pengelola destinasi wisata harus sering berkoordinasi untuk membangun confident para wisatawan masuk ke Bali. Salah satunya dengan fokus menyiapkan tes seperti PCR atau swab.

"Saran saya sih lebih baik kita fokus kalau harus PCR ya PCR. Harus ada trust, jadi ke situ arahnya. Menurut saya yang paling penting agar orang mau naik pesawat kita lakukan tes yang benar-benar tes. Bukan rapid lagi, tapi PCR," imbuhnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya