Liputan6.com, Jakarta Bukan hal mudah ketika seorang wanita yang bekerja memegang peranan sebagai leader atau pemimpin dalam sebuah perusahaan. Tak bisa instan, semua butuh proses untuk selalu dipercaya perusahaan, sebelum akhirnya seorang wanita berada di pucuk pimpinan.
Apalagi ketika seorang wanita menjadi pimpinan dalam sebuah perusahaan, peran ganda perempuan (ibu rumah tangga dan pemimpin) kerap memunculkan tekanan, terutama dalam menghadapi perubahan. Hal ini ternyata dirasakan oleh Michellina Laksmi Triwardhany, Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Baca Juga
Selama sekitar 30 tahun, Michellina Laksmi Triwardhany yang akrab disapa Dhany berkecimpung di dunia perbankan Indonesia. Bahkan selama kariernya sebagai leader atau pemimpin, Dhany pernah menjadi petinggi di dunia perbankan internasional.
Advertisement
Lalu bagaimana Dhany bisa bertahan di dunia perbankan dengan segala tantangan selama 30 tahun? Dalam acara FimelaFest Change Maker 1st Virtual Women Festival, Dhany mengaku bahwa dia berhasil bertahan karena passion dan joy.
"Thirty years is a long time. Tapi mungkin yang kenal saya 30 tahun lalu dan sekarang i think people say, i have passion, i have joy. Itu yang membuat saya bertahan. Karena kalau melihat (pekerjaan) sebagai beban yang harus saya hadapi, itu akan berat," kata Dhany dalam Talkshow bertema Kisah Perempuan dalam Perubahan, Keberanian, dan Karier, Kamis (1/10).
Selama berkarier di dunia perbankan, Dhany memulai kariernya pada 1990 sebagai Management Trainee di salah satu bank swasta asal Amerika Serikat. Posisinya terakhir di bank tersebut sebagai Direktur Cards Bussiness di Jakarta pada 2001.
Karier Dhany terus melesat berkat kelihaiannya dalam memimpin. Wanita lulusan Bachelor of Science dari North Texas State University dan meraih gelar MBA dari University of Texas di Austin (with distinction) itu bahkan sempat memimpin bank berbeda di sejumlah negara, seperti di Hong Kong, Filipina, dan Malaysia.
Lantas selama menjadi pemimpin wanita di bank berbeda dari beberapa negara tersebut, tantangan apa yang paling dirasakannya? Dhany mengaku perubahan yang signifikan adalah kebutuhan customer yang lebih kompleks.
"Demand customer sudah sangat berubah. Keinginan customer jauh lebih complicated dari sekarang. Misalnya 30 tahun lalu tidak ada m-banking dan internet banking. Kebayang nggak kalau kita tidak memberikan perubahan atau digital solution kepada customer. Jadi sebenarnya perubahan terjadi di demand nasabah dibanding 30 tahun yang lalu," jelas Dhany.
Tantangan Jadi Leader Wanita di Industri Perbankan
Selama dua tahun Dhany memimpin karyawannya di Hong Kong, empat tahun dia menjadi pemimpin di Filipina, dan pada 2007-2009 wanita berkacamata ini menjabat sebagai Country Business Head di Malaysia milik sebagai karyawan dari satu bank Amerika Serikat.
Setiap jabatan yang penuh tanggung jawab itu dilalui Dhany penuh dengan perubahan dan pastinya tantangan. Dalam talkshow itu, Dhany menceritakan bahwa tantangan yang harus dihadapi ketika bekerja atau menjadi pemimpin dari perusahaan yang ada di negara tetangga adalah kultur.
"Pengalaman bekerja di luar negeri adalah perbedaan kultur. Ada negara yang perlu membangun personal relationship lebih kuat, ada yang tidak. Ada banyak hal yang perlu di-adjust," kata Dhany yang menjadi pemimpin wanita pertama di sebuah perusahaan perbankan di luar negeri.
Ya as a leader, Dhany percaya bahwa perubahan adalah hal dinamis dan harus dilalui dengan beradaptasi. Jika mampu beradaptasi pada setiap perubahan dan melakukan pekerjaan dari hati (passion), semua tantangan dapat dilalui dengan baik. "Kalau tidak berubah berarti kita ketinggalan, apakah secara pribadi, bisnis, apa saja. Every year we must go. Everyday we must be better than before. Itu prinsip yang harus dilalui."
Advertisement
Berkarier Tapi Keluarga Nomor Satu
Setelah bekerja di luar negeri, Dhany bergabung di Bank Danamon sebagai Kepala Perbankan Konsumen pada 2009. Kemudian diangkat sebagai Direktur Danamon sejak 2010 dan diangkat sebagai Wakil Direktur Utama pada RUPS Tahunan tanggal 20 Maret 2018.
Hingga sampai di titik ini, Dhany bahkan terus mencoba memberikan yang terbaik dalam pekerjannya. "Saya bilang sama diri saya, saya akan bekerja selama saya masih bisa added value. Anything i will do. Sometimes kita gagal, tapi bagaimana melihat kegagalan itu bukan berarti setop. There is another way karena kita nggak mungkin nggak berubah. Kalau nggak berubah ya ketinggalan."
Ya menyoal perubahan, itulah yang dilakukan Dhany dalam menjalankan peran gandanya sebagai salah satu petinggi di Bank Danamon pun menjadi ibu rumah tangga. Dhany percaya bahwa keluarga menjadi prioritasnya di balik keberhasilan kariernya.
Lalu dalam talkshow itu, muncul pertanyaan dari Sahabat Fimela yang mempertanyakan, tuntutan mana yang harus didahulukan atau dijadikan prioritas sebagai seorang wanita yang berkarier. Bagi Dhany, wanita yang berkarier memiliki tantangan besar tersendiri.
"Tapi kalau di rumah tanggungjawab jatuh kepada wanita 70 persen dan laki-laki 30 persen. Tuntutan itu susah ya karena family is always number one. No compromise. Keluarga nomor satu, tapi kita harus betul-betul pintar menyediakan waktu untuk keluarga. Misalnya saya Senin-Jumat bekerja maksimal dan Sabtu-Minggu waktu saya full ke keluarga."
Di akhir acara, Dhany pun menyampaikan pesan para semua perempuan di Indonesia, agar berani menghadapi perubahan. Dhany berharap agar semua perempuan di Tanah Air bisa menikmati kelebihan yang dimiliki.
"When you find your love and passion, joy anything that you do, dont be afraid to shine to be successful. The biggest enemy of a woman sometimes adalah diri kita sendiri. Ambilah kesempatan itu, take that chance, be successful. Dont be afraid to fail, dan jangan takut lebih sukses dari siapapun. Itu adalah kelebihan yang diberikan Tuhan kepada diri kita semua," tutupnya.
Â
(*)