Liputan6.com, Jakarta Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) berharap Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan. Direktur Keuangan Bank Danamon Muljono Tjandra berharap penurunan dilakukan setidaknya pada paruh pertama 2025, sehingga memberikan dampak positif baik bagi industri perbankan.
“Dari segi perbankan, kita harap akan ada satu kali cut lagi dari BI. Kita sebenarnya belum tahu apakah itu akan terjadi di meeting besok (Rabu) atau meeting nantinya. Tapi cut ini kita berharap di first half tahun 2025 ini,” kata Muljono, dikutip Rabu (19/2/2025).
Baca Juga
Menurut Muljono, penurunan suku bunga acuan akan berdampak baik untuk likuiditas. Sehingga, diharapkan juga akan berdampak positif terhadap kinerja Bank.
Advertisement
Pada tahun buku 2024, Danamon membukukan total kredit dan trade finance konsolidasian sebesar Rp 189,4 triliun, tumbuh 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Dari sisi pendanaan, Danamon membukukan dana pihak ketiga sebesar Rp 153,2 triliun, tumbuh 9% yoy.
Pertumbuhan bisnis tersebut menghasilkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) konsolidasian sebesar Rp 8,3 triliun. Direktur Utama Danamon, D. Ejima mengatakan, capaian kinerja Danamon sepanjang tahun 2024 didukung oleh strategi Danamon untuk Tumbuh Bersama sebagai Satu Grup Finansial.
"Meski terdapat berbagai tantangan dari ketidakpastian global, Danamon kembali mencatatkan kinerja yang baik, baik pada sisi penyaluran kredit, penghimpunan dana, serta profitabilitas," kata D. Ejima.
Terkait dengan fungsi intermediasi finansial, penyaluran kredit Danamon didorong oleh pertumbuhan pada lini bisnis Enterprise Banking and Financial Institution, SME Banking, dan Consumer Banking. Pada sisi penghimpunan dana, total pendanaan granular mencapai Rp 93,6 triliun, tumbuh 8% yoy.
Profitabilitas
Dalam hal profitabilitas, Danamon membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 18,9 triliun, tumbuh 4% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara PPOP tumbuh sebesar 1% year-on-year, dan laba tahun buku setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 3,2 triliun.
Terkait rentabilitas, Danamon membukukan margin bunga bersih (NIM) sebesar 7,3%. Danamon tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usahanya. Kualitas aset tetap terjaga dengan baik, dengan rasio loan at risk (LAR) per tanggal 31 Desember 2024 sebesar 10,6%, lebih baik 102 basis poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio NPL bruto pada waktu yang sama adalah sebesar 1,9%, 29 basis poin lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kualitas aset Danamon yang baik juga ditunjukkan oleh rasio cakupan NPL (NPL coverage ratio) yang mencapai 287,2% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 265,9%.
Advertisement
Bank Danamon Kantongi Laba Rp 3,2 Triliun di 2024
Jakarta - Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengunumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Direktur Utama Bank Danamon, Daisuke Ejima mengatakan, tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan. Namun, di tengah berbagai tantangan yang asa, Danamon berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan sepanjang tahun 2024.
“Per 31 Desember 2024, Danamon mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 8% dalam laba konsolidasi, dengan total aset mencapai Rp 189,4 triliun. Sementara itu, perusahaan afiliasi kami mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 9%. Pertumbuhan ini didorong oleh dukungan bisnis yang konsisten kepada nasabah,” ungkap Daisuke Ejima dalam paparan kinerja Bank Danamon, Selasa (18/2/2025).
Laba operasional sebelum provisi (PPOP) konsolidasi mencapai Rp 8,3 triliun, tumbuh 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Bank Danamon berhasil mencapai profitabilitas ini sambil tetap menjaga efisiensi operasional dan menerapkan manajemen risiko yang hati-hati dalam aktivitas perbankan demi menjaga kualitas aset.
Kinerja Bank Danamon
Direktur Keuangan Bank Danamon, Muljono Tjandra mencatat total kredit dan trade finance konsolidasian sebesar Rp 189,4 triliun. Raihan itu didukung oleh pertumbuhan di seluruh lini bisnis, yakni Enterprise Banking, Consumer Banking, dan Adira Finance.
“Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh pertumbuhan pada seluruh lini bisnis Danamon, yaitu Enterprise Banking, Consumer Banking, dan Adira Finance. Sementara itu, dana pihak ketiga Rp 153,2 triliun untuk men-support loan growth,” kata Muljono.
Total pendanaan granular tumbuh 8% year-on-year menjadi Rp 93,6 triliun, papar Muljono. Dari sisi profitabilitas, Danamon membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 18,9 triliun, naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba operasional sebelum pajak (OPOP) tercatat Rp 8,3 triliun, sedangkan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 3,2 triliun. Margin bunga bersih (NIM) konsolidasian sebesar Rp 7,6 triliun.
Dari aspek risiko, prinsip kehati-hatian dalam intermediasi menghasilkan perbaikan kualitas kredit. Rasio NPL bruto turun menjadi 1,9%, membaik 29 basis poin dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, NPL coverage ratio mencapai 87,2%.
Advertisement
