Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki buka suara atas lambannya realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khusus sektor UMKM. Menurutnya, hal ini tak lepas dari penggunaan data calon penerima manfaat yang belum terkonsolidasi dan terintegrasi.
"Sekarang susah, kami membuat kebijakan pemulihan ekonomi nasional dengan Ibu Menkeu (Sri Mulyani) dan Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) kita menggunakan data yang belum tekonsolidasi dan terintegrasi. Jadinya banyak yang gak keserap," tegas Teten dalam acara "Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan", Rabu (4/11).
Padahal, sambung Teten, pemerintah menaruh estimasi tinggi terhadap kecepatan realisasi PEN khusus UMKM. Mengingat tekanan dampak pandemi Covid-19 begitu memukul kelangsungan bisnis UMKM.
Advertisement
Oleh karena itu, pihaknya bersama kementerian/lembaga terkait terus berupaya untuk memperbaiki data calon penerima manfaat bansos. Alhasil data yang tersedia lebih tekonsolidasi dan terintegrasi untuk mendukung percepatan realisasi PEN khusus UMKM.
"Tentu dengan begitu nanti akan ada perbaikan sistem pendataan. Sehingga data lebih tekonsolidasi dan terintegrasi," paparnya.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus sektor UMKM mencapai 67,99 persen atau telah disalurkan sebesar Rp 83,9 triliun per 5 Oktober lalu. Adapun total pagu anggaran yang dialokasikan pemerintah sebanyak Rp 123,46 triliun.
"Untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus sektor UMKM, per 5 Oktober 2020, progress sementara mencapai 67,99 atau telah disalurkan sebesar Rp 83,9 triliun," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Hari Lahir Ke-9 Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) yang digelar secara virtual, ditulis Sabtu (10/10/2020).
Teten merinci, Program PEN Kementerian Koperasi dan UKM meliputi Banpres Produktif untuk Usaha Mikro melalui pemberian dana hibah Rp2,4 juta, Pembiayaan Investasi Kepada Koperasi melalui LPDB-KUMKM, slSubsidi KUR, dan Subsidi Non-KUR (BLU-Koperasi).
MenkopUKM menambahkan, sejumlah program lain yang juga digalakkan di antaranya adalah pelibatan UMKM dalam Pengadaan Barang dan Jasa, menyelenggarakan Pasar Digital UMKM (PaDi), Korporatisasi Petani/Nelayan (Pengembangan Koperasi Pangan), program Belanja Di Warung Tetangga, serta menyerap produk koperasi dan UMKM melalui kolaborasi dengan Bulog, PTPN dan 9 klaster pangan BUMN yang akan menyalurkan produk ke warung-warung tradisional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menkop Teten Berharap Kontraksi Ekonomi di Kuartal III 2020 Tak Tajam
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 mengalami kontraksi di rentang minus 2,9 persen hingga minus 1 persen. Dengan proyeksi itu, maka Indonesia dipastikan mengalami resesi pada kuartal III-2020.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mengharapkan meski terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi setidaknya masih lebih rendah dari kuartal II-2020. Di mana pertumbuhan pada periode April-Juni itu mengalami perlambatan hingga minus 5,32 persen.
"Kita berharap di kuartal ketiga ini kontraksi ekonomi tidak terlalu tajam, walaupun begitu dari berbagai sumber para pengamat ekonomi termasuk juga riset-riset dari berbagai lembaga memang situasi sekarang ini tidak mudah," kata dia saat menjadi pembicara di High Level Seminar: Peran Serta Pengusaha Nahdliyyin dalam Revitalisasi Ekonomi Nasional, Jakarta, Jumat (9/10).
Teten menyadari, pemerintah perlu mempersiapkan diri menghadapi segala situasi terjadi dalam jangka panjang. Bahkan, segenap upaya tengah dilakukan. Termasuk menghadirkan vaksin, agar segera mengatasi Covid-19 di Tanah Air.
"Tentu kita berharap di kuartal I tahun depan ekonomi sudah mulai membaik karena itu saya kira penting kita untuk bagaimana bisa segera mengatasi Covid-19 kuncinya," kata dia.
Jika Covid-19 bisa dikendalikan, maka seluruh kegiatan ekonomi bisa kembali dibuka. Mulai dari kegiatan industri, perkantoran, sekolah, dan sebagiannya. Dengan begitu diharapkan dapat kembali mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.comÂ
Advertisement