Liputan6.com, Jakarta - Berbisnis di era pandemi covid-19 tidaklah mudah. Banyak para pelaku usaha yang gulung tikar karena penurunan penjualan atau kehilangan banyak konsumen. Namun ada juga segelintir pengusaha yang masih mampu bertahan.
Salah satu pengusaha yang mampu bertahan di tengah pandemi adalah Athia Farikha (30). Perempuan asal Surabaya terus bekerja keras mengembangkan usaha kuliner olahan daging sapi rempah khas Jawa Timur.
Dengan nama dagang “Cowrious”, Athia memulai usaha pada Juli 2019 secara online di Surabaya dengan modal Rp 3 juta. Kemudian ia ditawari oleh pihak Go Food untuk membuka outlet dalam Go Food festival di Grand City mall Surabaya pada Agustus 2019.
Advertisement
Setelah berjalan, berselang 2 bulan yakni Oktober 2019 ia ditawari lagi oleh Gofood untuk membuka toko offline di Kuningan Jakarta. Pada 2019, Athia memiliki 2 cabang Cowrious. Ia pun senang karena bisnis online bisa berkembang pesat dan merambah pasar offline.
Namun semenjak ada covid-19, ia terpaksa harus menutup 2 toko offline yang di Surabaya dan di Kuningan Jakarta, dan beralih pada sistem penjualan secara online. Hal ini dilakukan lantaran pihak Go Food menutup semua festival outlet.
Tak patah arang, perempuan asal Surabaya itu memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan fokus berjualan online kembali di wilayah Kalibata City Jakarta Selatan.
Seiring berjalannya waktu, dirinya memberanikan diri membuka toko offline di Kalibata City dan di Cawang Jakarta Timur dengan modal kurang lebih Rp 50 juta untuk sewa tempat dan lainnya.
“Kita beraniin setelah di bulan September kita memberanikan untuk buka outlet di Kalibata, kemudian buka juga di Cawang Jakarta Timur, karena online-nya juga jalan akhirnya sampai sekarang berjalan,” kata Athia kepada Liputan6.com, Minggu (22/11/2020).
ia pun bercerita, awalnya Cowrious ini bermula lantaran salah satu karyawannya di bisnis sebelumnya mengalami musibah. Kebetulan ibu dari karyawannya itu pintar memasak, maka dari itu tercetuslah ide untuk membantu dengan menjual olahan daging sapi rempah khas Jawa Timur.
Athia menjelaskan, Cowrious merupakan olahan daging sapi Rempah khas Jawa Timur yang dikemas kekinian dengan berbagai topping sambal nusantara dan saus kekinian.
Cowrious juga mengangkat masakan khas Jawa Timur lain seperti Krengsengan, Oseng Mercon, Sate Goreng (modifikasi sate) yang semuanya berbahan dasar daging sapi dengan bumbu pedas bukan hanya pedas tapi rasanya juga nikmat bikin nagih. Varian kentang goreng yang dipadu dengan topping Sapi Rempah Cowrious, parutan keju, telur sunny side up dan berbagai saus.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Karyawan
Saat ini dirinya memiliki 2 orang karyawan dan dirinya bertugas sebagai pengawas yang mengatur agar Cowrious semakin berkembang. Adapun rencananya ia akan membuka cabang lagi di Serpong Tangerang Selatan, dengan sistem Kerjasama.
Selain itu, untuk harga 1 porsi Cowrious sendiri bervariasi mulai dari Rp 15 – 30 ribu. Ternyata dirinya tak hanya menjual olahan daging sapi saja, ada menu olahan dari telur juga sebagai menu versi ekonomisnya.
Biasanya sebelum adanya covid-19, omzetnya mencapai Rp 2-3 juta perhari namun setelah pandemi ia hanya mampu meraih penghasilan sekitar Rp 1,5 juta. Ia mengungkapkan untuk mencapai Rp 1 juta saja masih terhitung sulit.
“Kita sehari bisa sampai Rp 2-3 juta, tapi ada corona ini bertahan sekitar Rp 1-1,5 juta kadang untuk nyampe Rp 1 juta pun masih ngos-ngosan. Apalagi setelah psbb kedua kalau untuk PSSB yang pertama sih masih lumayan orang-orang masih stabil online-nya pun jalan tapi setelah psbb yang kedua kalinya ini benar-benar parah,” ungkapnya.
Untuk perbulannya ia mampu menjual 50-90 porsi, sementara dalam per hari biasanya terjual 20 porsi dan minimalnya terjual 15 porsi saja. Semenjak covid-19 pesanan paling banyak hanya 10 porsi saja.
Advertisement
Harapan
Adapun harapan kedepannya Cowrious ini bisa terus buka cabang di Jabodetabek, agar olahan daging sapi khas Jawa Timur semakin dikenal publik. Lantaran orang yang berjualan olahan daging sapi rempah itu masih jarang di Jabodetabek.
Selain itu, daging sapi olahannya tidak tinggi kolesterol sehingga bisa dikonsumsi oleh kalangan orang tua. Karena sapi yang dipilih merupakan sapi premium tanpa lemak, ia pun menjamin olahan daging sapi rempahnya tidak mengecewakan.
Sementara untuk penjualannya sendiri, selain ada toko offline di Kalibata City dan Cawang. Dirinya juga gencar memanfaatkan berbagai platform berjualan online seperti gofood dan grabfood untuk memudahkan masyarakat memesan produknya di masa pandemi ini.
Demikian ia mengungkapkan dirinya antusias sekali jika usahanya terpilih menjadi salah satu yang mendapatkan free pemakaian free kitchen dari Everplate. Ia yakin jika bergabung dengan Everplate usaha Cowriousnya akan semakin dikenal orang, apalagi lokasi Everplate yang strategis sangat membantu dalam penjualannya nanti.
“Kita mau banget di situ karena tempatnya strategis apalagi yang di Kemang lokasinya. Tertarik banget agar orang-orang itu gampang menjangkau produk saya,” ujarnya.
Tak ketinggalan Athia pun berpesan kepada generasi cuan lainnya, agar jangan ragu-ragu dalam melihat peluang dan merealisasikan peluang itu dalam bentuk bisnis. Kata dia, suatu ide itu tidak akan terwujud jika peluang itu tidak dimanfaatkan dengan baik.
“Jadi peluang sekecil apapun kalau di sambungkan dengan ide bakalan terwujud dan yang penting yang perlu diingat yang namanya usaha itu ada turun naiknya, yang paling penting itu bukan modal atau uang tapi yang penting instrumennya mental bagaimana biar tidak sombong Ketika sedang naik daun,” pungkasnya.