Liputan6.com, Jakarta - Nasib nasabah korban gagal bayar AJB Bumiputera sedikit menemukan titik terang. Hal tersebut setelah melakukan aksi unjuk rasa damai di Wisma Bumiputera, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Kamis (3/12/2020). Sekitar 90 nasabah menggunakan kaos warna biru bertuliskan 'Korban Asuransi Bumiputera' berkumpul di halaman parkir asuransi tertua di Indonesia ini.
Dalam aksi itu, perwakilan nasabah korban gagal bayar ini diterima oleh Sekretaris Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA) Nurhasanah, Direktur SDM Dena Chaerudin, sekretaris direksi, dan Asisten Direktur Pemasaran Jaka Irwanta.
Fien Mangiri, koordinator Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera di Jabodetabek dan Jawa Barat, menjelaskan hingga kini kelompoknya memiliki anggota dengan jumlah 500 polis dan nilai tunai Rp 15 miliar.
Advertisement
"Pertemuan menjanjikan pencairan klaim nasabah berstatus habis kontrak (HK) dengan nilai di bawah Rp 10 juta, status HK dana kelangsungan belajar (DKB) atau meninggal dunia, dan polis berstatus paling lama. Kami memberikan waktu satu pekan untuk realisasi komitmen tersebut," ujar Fien dalam keterangan pers, Kamis (3/12/2020).
Dalam pertemuan itu, nasabah juga diagendakan bisa berdiskusi dengan Nurhasanah, Kepala BPA AJB Bumiputera, yang sangat menentukan masa depan kasus gagal bayar Bumiputera. Diagendakan bertemu dengan Nurhasanah pada pekan depan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Klaim Tidak Dibayar sejak 2017
Sebelumnya sekitar 90 nasabah menagih janji pencairan klaimnya yang sudah terlunta-lunta sekian tahun. Bahkan ada yang sudah klaim sejak 2017, tapi hingga hari ini belum dibayarkan oleh manajemen Bumiputera. Janji ini ditagihkan karena pada aksi unjuk rasa pada Oktober lalu, manajamen menjanjikan sedang mengurus pencairan dana cadangan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membayar klaim polis asuransi yang sudah habis kontrak, penebusan, dan sebagainya.
"Kami berkumpul kembali supaya manajemen memberikan kepastian kapan klaim kami dibayarkan. Selain meminta kepastian ke manajemen, aksi Desember ini dilakukan supaya kami bisa bertemu dengan Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA) Bumiputera Ibu Nurhasanah untuk menyeesaikan secara konret kasus gagal bayar ini," kata Fien.
Dimulai sekitar jam 10.00 WIB, para nasabah gagal bayar Bumiputera ini membawa beberapa poster sambil meneriakkan yel-yel. Misalnya poster bertuliskan 'Pantang Pulang Sebelum Cair'. Aksi damai ini didominasi oleh para ibu ini, disisipkan orasi dan pembacaan pantun.
"Kami menagih janji ke manajemen, uang kami sendiri. Siapa kita, pempol gagal bayar Bumiputera," Pak Warman, pempol asal Bekasi, bersemangat.
Advertisement