Harga Minyak Naik Dipicu Optimisme Stimulus AS

Harga minyak mentah Brent naik 40 sen menjadi USD 56,30 per barel.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Jan 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (3)
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) di tengah ekspektasi bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan mengeluarkan stimulus besar-besaran yang akan mengangkat permintaan bahan bakar dan memberlakukan kebijakan yang akan memperketat pasokan minyak mentah.

Dikutip dari CNBC, Kamis (21/1/2021), harga minyak mentah Brent naik 40 sen menjadi USD 56,30 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 26 sen atau 0,5 persen ke USD 53,24 per barel.

Presiden AS Joe Biden, yang dilantik pada Rabu, diperkirakan akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang industri minyak AS, termasuk memasukkan kembali kesepakatan iklim Paris, membatalkan izin untuk pipa minyak mentah Keystone XL dan menghentikan pengeboran di kutub.

"Saya pikir pemerintahan Biden pada hari pertama memperjelas bahwa ada sheriff baru di kota dan kami akan kembali ke kebijakan yang pro-energi hijau dan bahan bakar anti-fosil," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group di Chicago.

Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa mendesak anggota parlemen untuk mengambil tindakan besar pada bantuan pandemi, yang mendorong harga minyak. Penurunan nilai tukar dolar setelah komentarnya membantu minyak untuk rally, kata analis.

“Peningkatan dukungan fiskal berarti lebih banyak pertumbuhan dan permintaan minyak AS yang lebih tinggi,” kata Eugen Weinberg dari Commerzbank.

"Terlebih lagi, pasar minyak kemungkinan akan tetap mengalami defisit pasokan baik di kuartal pertama maupun di tahun ini secara keseluruhan," lanjut dia.

Sebuah rekor pemotongan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, tahun lalu membantu mengangkat harga dari posisi terendah dalam sejarah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cetak Rekor Tertinggi

harga-minyak-mentah-merosot-130413b.jpg
Harga minyak

Bulan ini, Brent mencapai level tertinggi di USD 57,42, dibantu oleh Arab Saudi yang berjanji untuk melakukan pemotongan tambahan secara sukarela dan sebagian besar anggota OPEC+ setuju untuk menjaga produksi stabil pada bulan Februari.

Minyak mendapat lebih banyak dukungan dari ekspektasi persediaan minyak mentah AS yang lebih rendah. Analis memperkirakan stok minyak mentah turun 300 ribu barel dalam sepekan hingga 15 Januari. Laporan pertama dari dua laporan pasokan pekan ini akan dirilis Rabu dari American Petroleum Institute.

Kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran tentang permintaan jangka pendek karena infeksi COVID-19 meningkat.

Ibu kota China, Beijing, pada hari Rabu mengumumkan langkah-langkah pengendalian COVID-19 yang lebih ketat. Jerman pada Selasa memperpanjang penutupan sebagian besar toko dan sekolah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya