Investasi Sektor Industri Capai Rp 272,9 Triliun di 2020

Sektor industri menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 826,3 triliun.

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Jan 2021, 18:15 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 18:15 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor industri konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui realisasi penanaman modal. Sepanjang 2020, investasi manufaktur mampu menunjukkan geliat positif, meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Desember 2020, sektor industri menggelontorkan dananya sebesar Rp 272,9 triliun atau menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 826,3 triliun.

Hasilnya, realisasi investasi secara nasional pada tahun lalu melampaui target yang dipatok sebesar Rp 817,2 triliun atau menembus 101,1 persen.

"Ini capaian yang sangat luar biasa di tengah kondisi pandemi. Bahkan, investasi sektor industri mampu tumbuh double digit," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi pada Selasa (26/1/2021).

Agus mengungkapkan, realisasi penanaman modal sektor industri di Tanah Air tumbuh 26 persen, dari 2019 yang mencapai Rp 216 triliun menjadi Rp 272,9 triliun pada 2020.

Kepercayaan diri pelaku industri nasional untuk terus berekspansi, tercermin dari capaian penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor manufaktur pada 2020 sebesar Rp 82,8 triliun atau tumbuh 14 persen dibandingkan 2019 yang menembus Rp 72,7 triliun. Realisasi dari investasi industri lokal tersebut berkontribusi hingga 20 persen dari total nilai PMDN sebesar Rp 413,5 triliun pada tahun 2020.

Selain itu, Indonesia dinilai masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri global. Hal ini terlihat dari capaian penanaman modal asing (PMA) sektor manufaktur pada 2020 sebesar Rp 190,1 triliun atau tumbuh 33 persen dibanding capaian 2019 yang menyentuh Rp 143,3 triliun. Realisasi investasi industri global tersebut berkontribusi hingga 46,1 persen dari total nilai PMA sebesar Rp 412,8 triliun pada tahun 2020.

Agus menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui implementasi berbagai kebijakan strategi, seperti memberikan insentif dan kemudahan izin usaha bagi para pelaku industri. Apalagi, investasi di sektor industri memberikan efek yang luas bagi perekonomian nasional, diantaranya berdampak pada peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan devisa dari ekspor.

"Kami akan all out agar kinerja sektor industri manufaktur bisa bangkit kembali di tengah masa pandemi saat ini. Capaian angka investasi ini membuat kami optimistis bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun loncatan bagi upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Target 2021

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara halalbihalal secara virtual di Jakarta. (Dok Kemenperin)

Menperin menyampaikan, pihaknya menargetkan realisasi penanaman modal di sektor industri manufaktur pada 2021 bisa naik mencapai Rp 323,56 triliun. Optimisme ini didukung implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan membaiknya perekonomian dunia pasca-vaksinasi.

Menurut Agus, beberapa sektor yang masih jadi primadona para investor untuk menanamkan modalnya pada tahun ini, antara lain industri makanan dan minuman, logam dasar, otomotif, serta elektronik.

"Kami juga akan dorong, antara lain pengembangan investasi di industri farmasi dan alat kesehatan," ujarnya. Sektor-sektor tersebut merupakan prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

Berdasarkan data BKPM, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya merupakan sektor manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar dalam realisasi nilai investasi pada 2020, dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 94,8 triliun atau menyumbang hingga 11,5 persen.

"Secara khusus, meningkatnya investasi di sektor industri logam sejalan dengan keinginan pemerintah memperkuat hilirisasi industri, dan pembatasan ekspor mineral justru mendorong peningkatan investasi di sektor tersebut," pungkas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya