Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meresmikan Jalan Layang (Flyover) Purwosari di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu 13 Februari 2021.
Prosesi peresmian dilakukan oleh Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo dan turut disaksikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian, dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito.
Baca Juga
Dalam sambutannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, masyarakat Solo dan pengguna jalan sudah langsung bisa melewati Flyover Purwosari pasca diresmikan.
Advertisement
"Mulai hari ini juga sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghilangkan dan mengurai kemacetan yang ada karena (perlintasan) kereta api (di sekitar Stasiun Purwosari)," kata Menteri Basuki di Solo, Sabtu (13/2/2021).
Menteri Basuki menjelaskan, konstruksi Flyover Purwosari turut menggunakan mortar busa sehingga lebih cepat dan murah. Teknologi ini disebutnya juga telah digunakan untuk pembangunan jalan layang lain seperti di Antapani, Bandung.
"Jadi busa yang bisa mengapung ringan sehingga ini bisa lebih cepat dan harganya lebih murah," terangnya.
Sebagai informasi, pembangunan Flyover Purwosari dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan nilai anggaran sekitar Rp 114,181 miliar. Jembatan layang ini memiliki panjang 198 meter, dengan jumlah 4 bentang dan lebar lajur 2x3,5 meter.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rampung Desember 2020
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, proyek Flyover Purwosari mulanya target rampung Desember 2020. Pasca sempat terkendala akibat pandemi, pembangunannya pun bisa selesai dua bulan lebih cepat dari revisi target.
"Semula flyover ini ditargetkan selesai Desember 2020. Namun kemudian karena ada pandemi dan direlaksasi jadi April 2021 targetnya, dan Alhamdulillah ini kita selesaikan dua bulan lebih cepat dari target tersebut," jelasnya.
Hedy mengatakan, flyover ini dibangun untuk meminimalkan kecelakaan pada perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan raya. Selain itu juga untuk mengurai kemacetan yang biasanya terjadi di area Stasiun Purwosari.
"Karena letaknya yang terletak di batas masuk Purwakarta, bagian ujung flyover diperindah dengan ilustrasi tarian gambyong yang merupakan tarian selamat datang dari Provinsi Jawa Tengah," ujar dia.
"Juga kami sematkan beautifikasi berupa motif batik seperti kaum, ceplok dan lereng yang ditempel di sepanjang retaining wall flyover ini, sekaligus sebagai sarana edukasi pada masyarakat tentang motif yang ada di Kota Surakarta," tuturnya.
Advertisement