Rupiah Menguat Tipis Ditopang Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.403 per dolar AS hingga 14.421 per dolar AS.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Mar 2021, 11:25 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 11:25 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Penguatan nilai tukar rupiah ini ditopang penurunan imbal hasil obligasi AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.408 per dolar AS, stabil jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.0407 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah juga tetap di kisaran 14.406 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.403 per dolar AS hingga 14.421 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,53 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.421 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.456 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan berfluktuasi, namun ditutup menguat di rentang Rp14.390 hingga Rp14.430 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Data Penjualan Rumah

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun pada awal pekan sedikit turun menjadi 1,69 persen dibandingkan akhir pekan lalu 1,74 persen, sehingga diharapkan dapat mendorong minat pelaku pasar kembali masuk.

Tingkat imbal hasil obligasi AS turun seiring pesimisnya data penjualan rumah di Negeri Paman Sam tersebut.

Sementara itu minat pada aset berisiko kembali meningkat setelah redanya kekhawatiran pemecatan Gubernur Bank Sentral Turki Naci Agbal.

Presiden Turki Tayyip Erdogan secara mengejutkan mengganti Naci Agbal yang mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya