Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mengungkapkan harga sepeda lipat saat ini mengalami penurunan di rentang 20 persen hingga 30 persen.
Untuk bisa mendongkrak penjualan di tengah minat yang mulai menurun, para importir disarankan untuk memaksimalkan upaya pemasarannya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), Eko Wibowo Utomo, belum bisa memprediksi sampai kapan penurunan harga sepeda lipat ini akan berlangsung. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa terus turun jika stok semakin bertambah, tapi tidak seimbang dengan permintaan di pasar.
Advertisement
"Kalau suplai masih banyak, stok masih banyak mau tidak mau, malah bisa turun lagi karena tidak mungkin barang ditahan terus selamanya. Mungkin akan dibikin gimmick promosi, yang akhirnya membuat barang itu harus menyesuaikan dengan harga pasar," ungkap Eko saat dihubungi Liputan6.com pada Minggu (6/6/2021).
Penyesuaian harga juga nanti tergantng dari demand yang ada di pasar. Harga bisa kembali naik atau normal jika ada satu situasi yang bisa menaikkan demand.
Sampai harga bisa kembali normal, kata Eko, maka para pelaku industri sepeda harus berinovasi untuk menumbuhkan penjualan di tengah tren sepeda yang saat ini mulai mereda.
"Tinggal nanti dari pemain sepeda, industri dan importir memainkan gimmick marketingnya dengan sparepart, dengan tema-tema sepeda, lebih peka ke kebutuhan pasar, aksesorisnya. Tapi gimmicknya dimainkan, sehingga tetap bisa terus terjadi penjualan, harus terus berinovasi," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Permintaan Tetap Ada
Permintaan sepeda lipat di pasar tetap ada, tapi katanya, tidak begitu besar seperti tahun lalu. Ditambah lagi faktor ekonomi yang masih belum pulih karena kondisi pandemi saat ini.
Sehingga tidak ada pilihan selain menurunkan harga jual. Kondisi ini berbeda dengan tahun lalu, yakni banyak dealer yang menaikkan harga jual sepeda karena besarnya minat konsumen.
Namun saat ini dengan pilihan yang lebih banyak dan variasi harga, terjadi penyesuaian di pasar.
"Banyak dealer lepas barang dengan harga modal. Malah ada yang di bawah harga modal yang penting duitnya muter. Mungkin dia yang sebelumnya sudah untung, dia lempar saja biar muter. Itu yang terjadi," ungkap Eko.
Advertisement