AirAsia Ubah Konfigurasi 2 Pesawat Penumpang A320 Jadi Pengantar Kargo

AirAsia mengoperasikan enam pesawat A330 dan dua A320 atas nama Teleport dan berencana untuk meningkatkan jumlah pesawat kargo dalam tahun ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Jun 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 18:30 WIB
Teleport, usaha logistik di bawah airasia digital, mengubah konfigurasi dua pesawat penumpang AirAsia A320 menjadi pesawat kargo.
Teleport, usaha logistik di bawah airasia digital, mengubah konfigurasi dua pesawat penumpang AirAsia A320 menjadi pesawat kargo.

Liputan6.com, Jakarta - Teleport, usaha logistik di bawah Airasia digital, mengoperasikan pesawat kargo pertamanya 737-800F dan mengubah konfigurasi dua pesawat penumpang AirAsia A320 menjadi pesawat kargo.

Pesawat kargo 737-800F akan beroperasi mulai awal Q3 2021 ke berbagai destinasi di Asia melalui hub Teleport di Bangkok. Kapasitas tambahan ini juga akan memperkuat jaringan rute antara Tiongkok, India dan Asia Tenggara serta meningkatkan konektivitas Teleport untuk menjangkau pasar destinasi jarak jauh.

Dua pesawat A320 penumpang yang dikonversi menjadi pesawat kargo akan berbasis di Malaysia dan Thailand. Pesawat tersebut akan terbang dari dua hub strategis AirAsia di Bangkok dan Kuala Lumpur ke kota-kota utama seperti Hanoi, Ho Chi Minh City, Hong Kong, Jakarta dan Yangon.

Konversi pesawat A320 di Malaysia dilakukan oleh Asia Digital Engineering (ADE), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh AirAsia Group Berhad, sementara untuk pesawat A320 yang berbasis di Thailand dikonversi oleh Thai AirAsia.

Chief Operating Officer Teleport Adrian Loretz mengatakan, Teleport sangat senang dapat mengumumkan ekspansi ini yang akan semakin memperkuat portfolio layanan logistik di Asia.

"Berdasarkan temuan kami akhir tahun lalu, kapasitas kargo pesawat penumpang tidak cukup untuk melayani permintaan kargo dalam jangka panjang, sehingga kami mengevaluasi opsi untuk menggunakan pesawat kargo khusus. Langkah ini merupakan bagian dari strategi kami untuk mengembangkan kapasitas dan konektivitas untuk melayani pengiriman door-to-door 24 jam di seluruh Asia Tenggara.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).

“Tipe pesawat yang kami gunakan sangat cocok untuk menjawab lonjakan permintaan saat ini baik dari e-commerce maupun permintaan kargo lainnya, dan kami ingin mengembangkan jaringan kami dengan pesawat kargo khusus ini. Kami hadir untuk jangka waktu panjang dan siap untuk melakukan banyak hal dengan tambahan pesawat kargo khusus dan pesawat yang dikonversi.” lanjut dia. 

Sejak 2020, Teleport telah membangun jaringan khusus kargo di seluruh jalur kargo udara utama di Asia Tenggara untuk memenuhi peningkatan permintaan e-commerce dan kargo secara keseluruhan.

Pada bulan Mei, AirAsia mengoperasikan enam pesawat A330 dan dua A320 atas nama Teleport dan berencana untuk meningkatkan jumlah pesawat kargo dalam tahun ini. Dengan pengoperasian pesawat kargo dan pesawat yang dikonversi, Teleport lebih dapat diandalkan untuk mengirimkan lebih banyak kargo dan memperkuat jangkauannya di seluruh Asia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Demi Bertahan dari Pandemi, AirAsia Istirahatkan 245 Pesawat hingga Pangkas Investasi

AirAsia
AirAsia

Sebelumnya, CEO AirAsia Group, Tony Fernandes, mengungkapkan strategi perusahaan untuk bertahan dan pulih dari dampak pandemi Covid-19. Pandemi ini memengaruhi bisnis maskapai dengan adanya penurunan jumlah penumpang.

AirAsia memanfaatkan penurunan permintaan untuk terbang dalam beberapa waktu terakhir sebagai kesempatan menyesuaikan struktur biaya dan melakukan pengendalian biaya, termasuk dengan menutup unit usaha, AirAsia Jepang serta mengurangi investasi di AirAsia India untuk lebih fokus di Asean yang merupakan pasar utama AirAsia.

Tony meyakini AirAsia akan pulih lebih cepat dibandingkan kompetitornya. Hal ini mengingat 50 persen dari bisnisnya adalah perjalanan domestik.

"Penerbangan jarak pendek domestik berbiaya rendah kemungkinan akan pulih pada kuartal ketiga 2021, sementara penerbangan internasional dapat mencapai level sebelum Covid-19 pada akhir 2022," jelas Tony dalam keterangannya pada Rabu (12/5/2021).

Melalui peningkatan implementasi dari paspor perjalanan digital dan paspor vaksin, katanya, diharapkan peningkatan perjalanan juga akan terjadi. Dengan begitu perjalanan di tengah situasi ini menjadi lebih mudah dan aman.

AirAsia telah mengistirahatkan 245 pesawat, serta sekaligus menyiapkan strategi dan diversifikasi bisnis untuk mempercepat transformasi digital yang telah diupayakan sebelum Covid-19. AirAsia saat ini memiliki dua bisnis utama, yakni maskapai dan digital. Bisnis logistik dan e-commerce digital juga akan menjadi tren di masa depan.

"Kami telah memiliki 17 produk perjalanan, gaya hidup dan fintek pada super app kami yang menawarkan nilai dan pilihan untuk makan, berbelanja, terbang, dan berbagai penawaran terbaik lainnya. Didukung oleh data dan teknologi yang kuat, sejumlah bisnis di luar maskapai kami telah membuahkan hasil dan saya percaya inovasi terbaru kami ini dapat menyalip pendapat maskapai kami di beberapa tahun ke depan," ungkap Tony.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya