Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia adaptif agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan go digital.
Teten menjelaskan dampak pandemi Covid-19 telah mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja. Di mana konsumen lebih suka membeli berbagai kebutuhan secara online setelah penerapan berbagai kebijakan pembatasan sosial untuk memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru tersebut.
"Seperti banyak sudah kita ketahui, UMKM bergeser ke sektor makanan dan juga lewat digital. Karena memang pembatasan sosial kegiatan usaha itu (membuat) bergeser ke digital," jelasnya dalam acara Peringatan Hari Pangan Dunia, Selasa (12/6/2021).
Advertisement
Selain itu, pemanfaatan digital oleh pelaku UMKM dinilai penting untuk memperluas jangkauan pasar. Sehingga, peluang meraih keuntungan bisnis kina terbuka lebar.
"Di digital penjualan itu naik 26 persen pada tahun (2020) lalu. Dan sekarang pelaku UMKM yang sudah terhubung ke market digital sudah sekitar 21 persen atau 13,5 juta dari 65 juta UMKM," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia mengajak stakeholders terkait termasuk BPOM untuk berkolaborasi dalam membantu sebanyak mungkin pelaku UMKM go digital. Mengingat, besarnya peluang untuk meraih cuan di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
(Kolaborasi) ini mulai dari pendampingan, packaging, sampai izin edarnya. Ini penting,"
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
14 Juta UMKM Sudah Go Digital
Sebelumnya, jumlah usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah bergabung dalam platform digital mencapai 14 juta usaha. Angka ini cukup positif karena hampir setengah dari target pemerintah hingga 2023.
"Kita ini sudah 13-14 juta UMKM yang on boarding, masih ada setengahnya lagi dari target kita 30 juta UMKM di 2023," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Acara Puncak Bangga Buatan Indonesia: Kilau Digital Permata Flobamora, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6/2021).
Sejak 2020, Pemerintah Pusat ingin 30 juta dari 64 juta pelaku UMKM Indonesia bertransformasi ke sistem digital. Setelah sudah hampir setengah dari target pemerintah tersebut tercapai.
Untuk memprcepat proses on boarding, Luhut pun meminta agar Pemerintah Daerah memberikan dukungan untuk program ini. Pemda diminta ikut berkolaborasi dalam mencapai tujuan ini.
"Kami minta Pemda dan Pemerintah Pusat ini harus kolaborasi untuk dorong UMKM kita masuk (ekosistem digital) sampai 30 juta dari 64 juta yang ada di Indonesia," kata Luhut.
Luhut meminta semua kepala daerah dan pemerintah pusat untuk fokus pada target yang telah ditentukan. Berbagai pelatihan yang dibuat untuk pelaku UMKM pun diharapkan tidak hanya satu bulan. Melainkan terus berkelanjutan hingga pelaku usaha mampu berjualan dan mengembangkan bisnisnya dengan teknologi digital.
Bila diperlukan, Luhut mengizinkan dana desa digunakan untuk pelatihan digital masyarakat. Tujuannya, agar pelaku usaha bisa langsung mengakses pasar dengan teknologi. Sehingga tidak lagi menjadi target para tengkulak yang kerap membeli dengan harga murah lalu menjual produk dengan harga tinggi.
"Dana desa bisa digunakan untuk pelatuhan digital biar mereka tidak dibatasi tengkulak lagi sehingga mereka bisa masuk ke pasar tingkat nasional," kata dia.
Kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika, Luhut meminta menanam Base Transceiver Station (BTS) di sejumlah daerah. Ini menjadi penting karena sebagai tulang punggung jaringan internet dan keberhasilan program UMKM masuk ekosistm digital.
"Kami mohon gerak cepat Kominfo untuk tambah BTS di daera lainnya karena jaringan internet ini kunci keberhasilan UMKM on boarding," kata dia.
Advertisement