Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM mencatat saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih diangka 3,47 persen dari total populasi penduduk di Indonesia. Ditargetkan akhir tahun ini rasio tersebut naik menjadi 3,55 persen.
Untuk mencapai target tersebut, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) pada tahun 2021 ini telah menyeleksi delapan Inkubator Wirausaha.
Baca Juga
“Inkubator-inkubator ini akan bekerja sama dengan LPDB-KUMKM guna mendorong peningkatan kewirausahaan sehingga dapat berkontribusi aktif terhadap perekonomian Indonesia di masa depan,” kata Kepala Divisi Perencanaan LPDB-KUMKM Andika Sunandar, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Advertisement
Delapan Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM yang terpilih pada tahun 2021 antara lain, Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW) Jawa Timur, Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana Bali, Siger Innovation Hub Lampung, dan Pusat Inkubator Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua.
Selanjutnya, Cubic Inkubator Bisnis Jawa Barat, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga Jawa Timur, Pusat Inkubator Bisnis-Oorange Universitas Padjajaran Jawa Barat, serta Pusat Pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat.
Terpilihnya 8 inkubator tersebut, diharapkan dengan didampinginya para koperasi maupun startup potensial di Indonesia, maka akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja baru, serta mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan mitigasi dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian nasional.
Andika menjelaskan, program kerja sama LPDB-KUMKM dan Inkubator Wirausaha juga merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 04 Tahun 2020 tentang penyaluran pinjaman atau pembiayaan dana bergulir oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
RIDI
Pada tahun ini program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM akan fokus kepada digitalisasi sistem proses inkubasi melalui platform Room for Incubation Development Over Internet (RIDI).
"Kami fokus untuk melakukan proses inkubasi secara digital, jadi menggunakan aplikasi RIDI, platform RIDI ini nantinya digunakan oleh inkubator untuk melakukan inkubasi sehingga seluruh proses nantinya akan termonitor oleh aplikasi," ujarnya.
Menurutnya, dengan menggunakan platform digital RIDI, nantinya semua konten atau materi pelatihan inkubasi akan seluruhnya menggunakan sistem RIDI, mulai dari rekrutmen tenant, pembelajaran secara online, hingga proses bisnis pitching menggunakan platform RIDI yang sudah terintegrasi.
Saat ini LPDB-KUMKM juga tengah menyiapkan materi pelatihan secara digital berupa audio visual yakni podcast, hal ini dilakukan agar memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi.
“Podcast kita digunakan untuk program pembelajaran inkubasi kepada tenant. Jadi tenant-tenant akan mendapatkan pengalaman dari narasumber yang sudah kami wawancarai melalui kegiatan podcast ini, supaya nanti pengalaman tersebut dapat digunakan untuk menjalankan proses bisnisnya,” pungkasnya.
Advertisement